Dalam sebuah hadis yang diriwatkan Ibn Umar, Rasulullah menceritakan tentang hukuman bagi orang yang dalam hidupnya menyiksa dan menyia-nyiakan sesama makhluk Allah. Rasulullah bersabda:
دَخَلَتِ امْرَأَةٌ النَّارَ في هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا، فَلَمْ تُطْعِمْهَا، ولَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِن خَشَاشِ الأرْضِ
“Ada seorang wanita masuk neraka gara-gara seekor kucing yang dia ikat dan tidak dia beri makan. Wanita itu tidak membiarkan binatang itu lepas mencari makanan berupa hewan-hewan kecil di muka bumi,” (HR Bukhari, Muslim, Malik, dan Abu Dawud).
Kisah dalam Alquran dan hadis mencakup persoalan akidah, keteguhan iman, taubat, berbakti kepada orang tua, mengendalikan hawa nafsu, larangan menenggak khamr, tata cara hidup bermasyarakat, dan lain sebagainya. Penyampaian pesan dengan kisah memiliki efek yang sangat mendalam, sehingga dapat menggugah kesadaran para sahabat untuk lebih memahami setiap pesan yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.
Metode Alquran dan sunah ini terbukti sangat efektif sehingga masih digunakan di lembaga-lembaga pendidikan sampai sekarang ini. Secara psikologis, pelajaran yang disampaikan melalui media kisah terbukti lebih efektif dapat membantu menajamkan potensi kognitif dan mengasah kepekaan afeksi peserta didik. Melalui kisah peserta didik merasa dirinya dilibatkan, sehingga mereka lebih bersemangat untuk menyimak pelajaran dengan baik. (rol)