Eramuslim – Imam an-Nawawi mengemukakan, perkara baik tidak akan tetap baik kecuali bila ditunjang dengan perkara baik lainnya. Dalam konteks ini, an-Nawawi mengemukakan sepuluh perkara baik. Lima di antaranya: akal (kecerdasan), kemenangan/kesuksesan, kekuasaan, kekayaan, dan kemiskinan.
Lima perkara tersebut berdasar pada sabda Rasulullah SAW semuanya baik. Namun, kelima perkara tersebut tidak akan baik tanpa dilengkapi perkara baik lainnya.
Siapapun yang memiliki lima perkara tersebut, dianjurkan untuk melengkapinya dengan memiliki perkara baik lainnya.
Pertama, akal (kecerdasan). Tidak diragukan lagi orang yang memiliki kecerdasan adalah orang yang beruntung. Lebih-lebih, bila kecerdasan yang dimilikinya itu digunakan untuk mendalami al-Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Kecerdasan itu adalah cahaya di dalam hati/kalbu yang dapat membedakan antara yang benar dan yang salah.”
Tetapi, memiliki kecerdasan itu bisa juga membuat pemiliknya salah kaprah. Oleh sebab itu, yang bersangkutan sangat dianjurkan untuk melengkapinya dengan sifat wara’. Dengan sifat inilah, yang bersangkutan dinilai aman dari kemungkinan salah kaprah dalam mengaplikasikan kecerdasan yang dimilikinya.
Kedua, kemenangan/kesuksesan. Orang yang meraih kemenangan/kesuksesan dapat dikatakan orang yang mujur. Tetapi, kemenangan/kesuksesan yang tidak diikuti syukur dan takut kepada Allah justru akan menjerumuskannya ke neraka.