Kedua, mengajarkan pendidikan agama dan akhlak (moral). Nabi Muhammad memberikan tauladan dan petunjuk, baik teguran ketika seorang anak yang telah berbuat kesalahan, serta memberi pujian jika itu baik.
“Nabi mengajarkan anak-anak beliau akhlak karimah, Akhlak terhadap Allah dan akhlak terhadap sesama manusia, termasuk kepemimpinan, kesabaran dan kesederhanaan hidup,” ujar Ainul.
Rasulullah SAW, bersabda:
قَالَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ}.
Artinya: “Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama dari pada (pendidikan) tata krama yang baik.” (HR. Imam At-Tirmidzi – Imam Al-Hakim)
Ketiga, mengajarkan tanggung jawab dan amanah, seperti menjalankan tugasnya sebagai manusia yakni dengan melaksanakan perintah Allah, sejak dini mengajarkan salat dan kewajiban kewajiban lainnya.
Rasulullah SAW bersabda:
مُـرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّـلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ.
Arti sabda tentang mendidik anak itu yakni: “Suruhlah anak kalian salat ketika berumur 7 tahun, dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggalkan salat, maka pukullah ia, dan pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak wanita)”. (HR Abu Dawud)
Keempat, limpahkan kasih sayang sebaik mungkin. Ajarkan keterbukaan dalam komunikasi dan informasi dalam segala aspek kehidupan, sehingga Anak merasa nyaman ketika berhadapan dengan orang tuanya.