2. Jangan bercanda
Bercanda memang sesuatu yang sangat menyenangkan, apalagi dengan orang yang menyenangkan pula. Akan tetapi hal tersebut hendaknya tidak dilakukan ketika mengantar jenazah. Ini bukan pada tempat yang tepat untuk bercanda apalagi bicara ngalor ngidul di luar konteks. Obrolan yang hanya berorientasi dunia atau bercanda itu merupakan adab yang buruk. Tentu saja menjauhkan diri untuk tafakkur dan mengambil pelajaran tentang kematian.
3. Jangan mengeraskan suara
Tak ada larangan berbicara, hanya saja yang perlu dan penting saja. Selain itu jangan biarkan obrolan lebih keras daripada zikir.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. bahwa saat beliau berjalan mengiringi jenazah, beliau mendengar seseorang bersuara keras, “Mintakan ampunan untuk mayit ini, semoga Allah SWT mengampunimu.” Maka Ibnu Umar ra. berkata,”Allah tidak mengampunimu, munkar bila mengeraskan suara dan bertentang dari apa yang seharusnya dilakukan dalam suasana ini, seharusnya bertadabbur dan tafakkur dan mengambil pelajaran dari kematian”.
4. Jangan pusingkan kendaraan menuju pemakaman
Bisa naik kendaraan apapun. Jika seseorang sudah lansia (lanjut usia atau tak punya tenaga penuh untuk berjalan kaki, atau jika jarak pemakaman jauh, diperbolehkan untuk berkendaraan. Jika sebagian ada yang jalan kaki dan sebagian berkendaraan, sebaiknya kendaraan posisinya di belakang barisan. Sementara yang memilih jalan kaki bisa di depan, di belakang dan bisa di samping kiri atau kanan jenazah.
Dari Tsauban ra. Berkata, Rasulullah SAW dibawakan tunggangan saat mengantarkan jenazah. Akan tetapi beliau menolak untuk menaikinya. Sehingga beliau ditanya sebabnya dan menjawab, “Sesungguhnya para malaikat berjalan kaki dan aku tidak mau naik tunggangan sementara mereka berjalan kaki.” Saat para malaikat itu telah pergi, maka beliau pun naik kendaraan.
Bahwa Rasulullah SAW keluar mengiringi jenazah Abi Dahdah ra. dengan berjalan kaki, lalu pulangnya dengan berkendaraan.