Rasulullah pun tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya kemudian berkata kepada istrinya, Aisyah.
“Perhatikanlah baju ini wahai Aisyah, dengan berkahnya baju ini telah membuat kaya orang miskin, menyembuhkan orang buta, memerdekakan seorang budak, dan sekarang kembali lagi kepada kita.”
Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadis Indonesia, Ustadz Fauzan Amin mengatakan, kisah Nabi tersebut sudah banyak ditulis dan diceritakan. Namun tidak ada satupun yang mencantumkan asal muasal kisah atau hadist itu berasal.
Ini artinya, hadist tersebut masih dipertanyakan keshahihannya. “Begini ya, kalau seandainya cerita itu berasal dari hadist yang shahih maka sangat baik untuk diikuti,” kata ustadz Fauzan saat dihubungi, Senin (30/9/2019).
Namun apabila hadist ini adalah dhaif, masih bisa diikuti karena para ulama ahli hadist pun juga menggunakan hadist tersebut dengan terbatas untuk فضائل الاعمال (fadhoilul a’mal). Yaitu jenis perbuatan yang diutamakan untuk dikerjakan.
“Namun ulama sepakat mengindari hadist dhaif untuk persoalan ketentuan ibadah atau syariat wajib yang lain. Akan tetapi, sebagian ulama ada juga yang menggunakan hadist dhaif untuk hal-hal di luar persoalan ibadah wajib. Misal, hadist dhaif terkait motivasi agar orang rajin puasa, rajin ke masjid, rajin sedekah dan lain-lain. Dalam hal ini hadist dhaif bisa digunakan,” ujarnya. (Okz)