(HR. Ibnu Khuzaimah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam shahih al-Tirmidzi)
Penjelasan Hadis
Hadis ini menjelaskan tentang doa malaikat Jibril terkait tiga amalan buruk yang balasannya diaminkan langsung oleh Rasulullah SAW.
Ungkapan “Celakalah seorang hamba” setidaknya memiliki dua makna, yaitu: ungkapan kebencian terhadap orang yang lalai memanfaatkan peluang meraih kebaikan berlimpah dan buruknya etika seorang Muslim terhadap sosok atau sesuatu yang dimuliakan Allah SWT.
Obyek percakapan Malaikat Jibril AS dengan Rasulullah SAW dalam hadis ini adalah bulan Ramadan, kedua orang tua, dan Rasulullah SAW yang memiliki kemuliaan di sisi Allah SWT.
Memuliakan Bulan Ramadan
Kalimat “Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadan namun dosanya tidak diampuni”, menjelaskan sisi kemuliaan bulan Ramadan sebagai bulan penuh ampunan, bulan penuh rahmat, bulan penuh hidayah, bulan panen kebaikan, dan bulan yang mengembalikan manusia kepada fithrah.
Tetapi ironisnya, tidak sedikit umat Islam yang telah melewati bulan Ramadan namun kefithrahan jiwanya tidak kembali, justru “bebal” dalam kemaksiatan dan keburukan moral tanpa menoreh kebaikan. Oleh karena itu, malaikat Jibril langsung memberikan predikat “celaka”.
Dalam beberapa hadis, Rasulullah SAW menjelaskan keistimewaan bulan Ramadan yang tidak dimiliki bulan-bulan selainnya. Salah satunya hadis dari Abu Hurairah RA, ia berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu bentuk kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah ‘azza wajalla berfirman; “Kecuali puasa, karena puasa itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan memberinya pahala. Sebab, ia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku.” Dan orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan, (yaitu) kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya kasturi.” (HR. Muslim).