“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Qs. ar-Ra’du [13]: 28)
Dzikir dalam makna ayat ini tidak terbatas pada kalimat-kalimat dzikir semata, tapi ibadah secara umum, baik dalam shalat, zakat, mencari ilmu dan seterusnya. Hendaknya semua amal dilakukan dalam rangka mengingat Allah Ta’ala. Agar Dia Ta’ala menjadi tujuan dalam setiap amal yang dikerjakan.
Alangkah bahagianya orang-orang beriman yang senantiasa mengingat Allah Ta’ala dalam setiap kondisi, dalam berbagai jenis amal shalih yang mereka kerjakan. Dan merugilah mereka yang senantiasa sibuk dengan berbagai amal shalih, tapi hatinya jauh dari makna ketenangan lantaran amalannya minim pemaknaan. Sangat jarang menghadirkan Allah Ta’ala dalam tiap jenak aktivitasnya.
Tenang Ketika Meninggalkan Maksiat
Pernahkah kita mampu menahan untuk tidak menuruti bisikan syahwat? Pernahkah kita mampu menahan diri untuk tidak melakukan kesia-siaan, dosa, dan maksiat ketika mendapatkan peluang dan sedikit sekali sebab untuk tercegah darinya?
Jika pernah, cobalah tanya ke dalam nuranimu, pasti dia akan merasa amat bahagia dan mendapatkan ketenangan yang tak terkira.
Sebab, tabiat hati ialah suci. Ia akan hitam dan kotor saat seorang melakukan maksiat dan menjadi putih serta bercahaya ketika seseorang melakukan amalan-amalan ketaatan.
Tatkala godaan untuk bermaksiat mendesak-desak, mereka takut kepada Allah Ta’ala, membaca dan mendzikirkan kalimat istighfar, dan berbagai jenis harapan agar Dia menurunkan pertolongan-Nya. Tatkala Dia memberikan pertolongan hingga seseorang terbebas dari perbuatan maksiat, maka ampunan-Nya pun serta-merta diberikan.
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (Qs. Ali ‘Imran [3]: 135-136)
Tenang Saat Menghadap Allah Ta’ala
Nikmat yang paling agung ialah melihat wajah Allah Ta’ala tanpa hijab. Ianya ada di atas nikmat surga, dan tidak semua penghuni surga diberikan nikmat ini.
Untuk berjumpa dengan Allah Ta’ala di surga, seorang hamba harus melalui perjumpaan sebelumnya; ialah kematian. Kematian merupakan ujian yang pasti dihadapi dan banyak yang mengalami ketakutan lantaran tidak memiliki ilmu terkait dengannya.