Eramuslim – DENGAN menyebut dua syahadat, seorang hamba telah disebut sebagai muslim dan beriman kepada Allah swt. Namun dari jutaan umat Islam yang ada, tentu mereka memiliki kualitas keimanan yang berbeda-beda.
Berbicara tentang keimanan, ada tipe manusia memiliki keimanan yang kuat dan kokoh dan ada pula tipe manusia yang imannya lemah. Mereka sama-sama beriman kepada Allah namun tipe pertama mampu tetap tegar dan kuat menghadapi semua rintangan dan masalah sementara tipe kedua seperti berjalan di tepian jurang. Sedikit terkena angin masalah bisa merobohkannya.
Tipe yang kedua itu disebut oleh Sayidina Ali bin Abi tholib sebagai sampah masyarakat karena tak memiliki pendirian dalam hidupnya. Mereka ikuti semua seruan yang didengar. Kemanapun angin berhembus, mereka ikut terbawa bersamanya.
Allah pun menggambarkan kelompok semacam ini dalam firman-Nya,
“Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi; maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata.” (QS.Al-Hajj 11)
Allah menggambarkan mereka seperti orang-orang yang sedang berjalan di tepi jurang. Ketika hidupnya nyaman, tentram dan damai maka hatinya tenang dan ingat kepada Allah swt. Tapi mereka tidak siap untuk menghadapi tantangan dan masalah hidup. Ketika rezekinya mulai sempit, bermacam masalah datang, mereka pun tak mampu menghadapinya dan berpaling dari Allah swt.
Di sisi lain, ada pula tipe manusia yang lemah imannya namun mengingat Allah hanya di saat terhimpit dan kepepet. Jika tipe sebelumnya mengimani Allah ketika hidupnya tenang, maka tipe ini mengingat Allah hanya ketika terhimpit dan kesusahan karena tak ada lagi yang dimintai pertolongan kecuali Allah. Namun ketika kesulitan telah hilang, mereka kembali melupakan Allah seakan tidak pernah meminta bantuan kepada-Nya.