Eramuslim – Muzdalifah merupakan wilayah berbentuk lembah yang panjangnya sekitar 4 km dan terletak di antara lembah Muhassir di sebelah barat dan Al Ma’zamin di sebelah timur.Posisi persisnya berada di jalur antara Mekah dan Mina.
Muzdalifah sebenarnya merupakan wilayah yang cukup luas. Mabit atau bermalam di sini merupakan sebuah kewajiban haji. Setiap jemaah setelah wukuf di Arafah diharuskan singgah di Muzdalifah sebelum menuju Mina, meski hanya sebentar.
Setibanya di Muzdalifah, mereka melaksanakan salat Maghrib dan Isya dengan menjamak keduanya dalam sekali azan dan dua iqamah, serta meringkas (qasar) salat Isya menjadi dua rakaat.
Setelah bermalam, wanita, anak-anak, orang tua dan laki-laki yang bertanggung jawab atas kelompoknya boleh meninggalkan Muzdalifah menuju Mina ketika sudah sampai waktu tengah malam. Sementara laki-laki yang cukup kuat tinggal hingga terbit fajar. Mereka dianjurkan salat subuh di awal waktu, kemudian berdoa dan berzikir hingga mendekati matahari terbit.
Jika memungkinkan sebaiknya berhenti di Masyar Al Haram dan berdoa di sisinya. Jika tidak mungkin maka boleh berdoa di mana saja, seperti sabda Rasulullah SAW, “Aku berhenti (wukuf) di sini dan seluruh wilayah Muzdalifah adalah tempat berhenti (wukuf)”.
Selain mabit, jemaah juga mengambil 70 butir atau 49 butir batu kecil atau kerikil untuk persiapan lempar jumrah di Mina. Tidak diperbolehkan meninggalkan Muzdalifah sebelum tengah malam. Jika hal ini dilakukan maka akan dikenakan fidyah. (Buku Pintar Haji dan Umrah/Misteri Kota Makkah dan Madinah)