Penafsiran lain dari hadis ini menurut Syalabi, adalah bahwa para pemimpin akan terlibat dalam penaniayaan yang meraja lela dan pelanggaran hak asasi manusia untuk mempertahankan kedudukan mereka. Hal ini berlalu bagi pemimpin apa pun, apakah raja, sultan , presiden, kepala suku, pemimpin masyarakat, pemimpin politik, pemimpin kelompok keagamaan, atau imam masjid. Orang-orang tersebut akan menjadi pemimpin tiran agar tetap memegang tampuk kepemimpinan. Bahkan sekiranya kelompok itu ternyata dari tiga orang, seorang pemimpin di antara mereka akan menekan yang lainnya. Setiap orang yang memegang kendali pimpinan akan berusaha mempertahankan kedudukannya. Pemimpin semacam itu tidak merasa bersalah untuk berkomplot dengan pihak lain agar kekuasaaannya bisa bertahan. Mereka akan menempuh segala cara dan metode atau sistem untuk mempertahankan tampuk kekuasaaannya.
Bisa kita lihat fenomena ini pada zaman sekarang, pemimpin semacam itu akan mengangkat orang untuk melindungi posisinya . Mereka ditunjuk untuk menyiksa orang lain, seperti yang digambarkan oleh Nabi SAW,” Mereka keluar pagi hari dengan diiringi murka Allah dan pulang pada malam hari dengan disertai laknat Allah..”Bahwa mereka keluar rumah pagi hari dan kembali malam hari menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang suruhan. Nabi Saw mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang suruhan. Nabi Saw mengatakan bahwa orang-orang tersebut akan membawa cemeti di tangan mereka , dan melakukan berbagai jenis penyiksaan, mulai dari cemeti hewan hingga setrum listrik. Pada malam hari , para penyiksa pulang ke rumah dan Allah sangat membenci mereka atas apa yang mereka lakukan sepanjang hari seperti mencambuk, memukul, menyiksa dan menjebloskan orang tanpa ampun ke dalam penjara. (Kondisi ini pula lah yang sekarang terjadi di penjara-penjara yang menahan aktivis-aktivis Islam dengan penyiksaan yang luar biasa sadis hari ke hari hingga mereka menemui syahidnya.)
Orang-orang Islam di manapun mengalami kesulitan yang luar biasa akibat tindakan orang-orang ini. Para pemimpin tidak sudi membiarkan siapa pun hidup dengan damai, dan para imigran muslim melihat bagaimana orang-orang di negeri mereka dianiaya. Para pemimpin itu takut pada orang-orang yang tidak mereka kenal, sehingga mereka memenjarakan orang tanpa pandang bulu. Karena ulah mereka seoerang muslim tidak bisa mengenakan kopiyah atau berjanggut , maka ia akan diinterogsi. Bila seseorang shalat lima waktu sehari, mereka akan ditanya apakah ia termasuk dalam kelompok tertentu. Kini tidak ada tempat di muka bumi yang luput dari berbagai bentuk penganiayaan . Empat belas abad yang lalu Nabi SAW telah meramalkan kondisi memilukan yang begitu merata dan belum pernah terjadi sebelumnya ini.