Suatu ketika Umar ra melihat seorang anak sedang berjalan di salah satu jalan Madinah. Umar membungkuk kepada anak tersebut seraya berkata, “Berdoalah kepada Allah yang Maha Penyayang untuk menyayangi kita.”
Ada seorang sahabat bertanya, “Wahai Amirul Mu’minin, apakah anda meminta seorang anak untuk mendoakanmu sedangkan anda sendiri termasuk satu dari sepuluh orang yang diberi kabar gembira masuk surga?”
Umar ra menjawab, “Ya aku meminta doa kepadanya. Karena ia belum baligh dan qalam belum berlaku untuknya sehingga doanya mustajab. Sedangkan kita sudah dewasa dan qalam telah menulis (dosa) untuk kita.” (Dalil As-Sa’ilin, Anas Ismail Abu Daud, hal. 257).