Pada Sabtu kemarin, tanggal 16 Juni 2012, pukul 17.00 hingga saatnya menjelang Magrib, , Ar Rahman Quranic Learning Islamic Centre, dibilangan Tebet, Jakarta Selatan, merupakan hari yang istimewa karena masyarakat muslim saat itu menerima kunjungan dari Syeikh Ghiyats Abdul Baqi. Beliau adalah seorang pemerhati tragedi Suriah, dan beliau juga kelahiran suriah walaupun saat ini menetap di Jeddah. Acara tersebut dimediasikan oleh LSM Hilal Ahmar Society. Laporan pandangan mata ini terdiri dari dua tulisan, tulisan pertama adalah terkait dengan penjelasan Ustadz Bahtiar Nasir, dan Tulisan kedua adalah informasi terakhir suriah dari Syeikh Ghiyats Abdul Baqi.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh ratusan kaum muslimin dan muslimat. Pada acara tersebut disampaikan informasi terakhir suriah, dan juga ditayangkan sebuah dokumentasi visual bagaimana kekejaman pasukan Bashar Al Assad menindas dan membunuh puluhan ribu kaum muslimin disana.
Pada kesempatan tersebut Ustadz Bahtiar Nasir menjelaskan , bahwa kasus tragedi suriah ini memang sangat pelik, Persia Majusi sangatlah berperhatian terhadap suriah, karena suriah adalah salah satu line Negara arab menuju Negara Israel setelah Iran, Irak, Libanon. Ini adalah serangan Persianisasi.
Sesungguhnya apa yang terjadi pada zaman Rasul SAW, kekuatan adidaya yang ada saat itu yaitu Romawi dan Persia selain kekuatan Islam, akan terjadi lagi saat ini, kaum muslimin juga akan menghadapi dua kekuatan yang mengkristal menjadi kekuatan besar Romawi yang diwakili oleh Amerika dan sekutunya, dan kekuatan Persia Majusi yang akan di wakili oleh Iran dan negeri negeri yang seideologi dengannya, yang saat ini sangat agresif dalam proses Persianisasi di dunia Islam , khususnya di timur tengah.
Negeri Suriah, dipimpin sejak 50 tahun yang lalu di bawah rezim Hafedz Al Assad, rezim Persia Nursyairiyah, yaitu merupakan kelompok minoritas yang menetap disekitar pegunungan di suriah, rezim ini didukung oleh zionis untuk menjadi pemimpin bagi mayoritas sunni muslim, rezim yang memimpin dengan kekerasan. Banyak Ulama Ulama muslimin yang menjadi korban pembunuhan dalam masa rejim Assad ini.
Naiknya Hafedz Al Assad di tampuk Pimpinan Negara suriah saat itu adalah merupakan deal politik antara rejim Al Assad dengan zionis. Al Assad bisa menaiki tampuk kekuasaan , memiliki syarat tertentu, asalkan pemerintahan suriah selalu menjaga keamanan negeri Israel dari ancaman Negara sekelilingnya.
Ustadz Bahtiar katakan pula , pembantaian yang terjadi saat ini di suriah, sangatlah tidak manusiawi bahkan lebih kejam dibanding kekejaman yahudi zionis. Mereka sudah kalap dan menyerbu rumah penduduk muslim, mengeluarkan penghuninya dan dan bahkan membunuhnya di muka umum.
Selama menjalani pemerintahannya, Hafedz al Assad maupun puteranya Bashar Al Assad selalu menyembunyikan keasliannya sebagai Persia Majusi. Ini berawal dari Arab Spring, kaum muslimin di Tunisia, Mesir. Beliau yang sangat mengenal perpolitikan timur tengah, katakan bahwa sesungguhnya tidak ada namanya revolusi Islam di Iran, itu Khomeni bohong. Bahkan Hizbullah Libanon yang bertempur dengan Israel itu juga adalah hanya permainan politik, hanya sandiwara, dan tidak ada ceritanya pertempuran sesungguhnya Persia majusi dengan yahudi zionis. Ini yang harus dipahami kaum Muslimin….bersambung (MM)