Solo, (forum-alishlah.com) – Sebagaimana yang diketahui oleh khalayak umum, bahwa “diamnya” beberapa negara-negara muslim didunia termasuk negara Indonesia tentang konflik yang terjadi di Suriah tidak bisa dilepaskan dari pro kontra pemimpin-peminpin negeri yang sedang memegang tampuk kepemimpinan dan para ulamanya dalam melihat permasalahan tersebut.
Sebagian kaum muslimin yang sangat teguh dengan prinsip-prinsip dan kaidah Ahlu Sunnah berpendapat bahwa konflik di Suriah adalah konflik Agama. Sebab disana sedang terjadi pertarungan antara kaum muslimin Sunni yang mayoritas dengan kaum Syi’ah dari sekte Syi’ah Nushairiyyah pimpinan Bashar Al-Assad yang minoritas tapi sedang “berkuasa” di Suriah.
Dari sudut pandang yang berbeda inilah, akhirnya membuat Dunia Islam pada khususnya seperti tidak ada perhatian yang serius terhadap pertumpahan darah yang sedang berlangsung di Suriah. Padahal kaum muslimin sunni yang menjadi korban kebengisan dan kebiadaban Rezim Syi’ah Nushairiyah Bashar Assad sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Dari anak kecil sampai orang tua dan bahkan para wanita sudah menjadi korbannya, baik anak-anak kecil yang dilindas dengan tank dan buldoser, orang tua yang disembelih saat melakukan tilawah al qur’an dan sholat, hingga para muslimahnya diperkosa dan direnggut oleh kehormatannya oleh tentara Syi’ah Nushairiyyah dan milisi Syi’ah Sabihah.
Sedangkan dari Dunia Internasional yang dimotori Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hanya melakukan “kongko-kongko” dan lobi-lobi politik dengan Pemerintah Damaskus dan Rusia tapi belum juga hasilnya dan bahkan pembantaian kaum muslimin sunni di Suriah hampir tiap hari terjadi.
Ustadz Abu Rusydan dalam kajian solidaritas dan penggalangan dana untuk kaum muslimin di Suriah dengan tajuk “SAVE SYRIA – LET’S PRAY FOR THEM” yang diselenggarakan oleh Adhwa’ dan Mahasiswa Pecinta Islam (MPI) Solo Raya dimasjid Baitul Makmur Solo Baru Sukoharjo Jawa Tengah, Ahad pagi 15/7/2012 menjelaskan dan menegaskan bahwa Syi’ah adalah sekte diluar islam dan bukan termasuk salah satu madzhab dalam islam. Karenanya sangat aneh jika ada sebagian kaum muslimin yang berkata Syi’ah adalah sebuah madzhab dari salah satu madzhab dalam islam.
“Ada yang berpendapat bahwa itu konflik Suriah itukan konflik sektarian, antara sekte Syi’ah dengan sekte Sunni. Sekali lagi saya sampaikan ayyuhal ikhwah, didalam sebuah kitab “Jaa Daurul Majus” disebutkan bahwa Syiah itu bukan sekte islam, Syi’ah itu bukan Madzhab dalam islam”, Ungkap da’i muda yang pernah berjihad ke Afghanistan tersebut.
Dalam sejarah awal kemunculan Syi’ah saja sudah bisa diketahui bahwa lahirnya Syi’ah adalah dari Majusi. Mana mungkin ada Majusi yang termasuk dalam salah satu golongan islam, sedangkan Majusi sendiri berasal dari Persi atau Persia dan mereka adalah kaum penyembah berhala.
“Tapi akar munculnya Syi’ah itu adalah dari Majusi. Bahwa hari ini Majusi sudah memegang peranan yang sangat luar biasa dengan menancapkan kuku-kukunya dan taring-taringnya didunia islam. Dan berangkatnya Syi’ah itu berasal dari balas dendamnya Majusi Persi terhadap islam, kemudian mereka berkolaborasi dengan Yahudi dan Nashrani”, Ujarnya.
Beliau kemudian menegaskan kembali bahwa konflik di Suriah adalah Perang Agama, sebab Syi’ah itu bukan termasuk golongan atau madzhab dalam islam. Dan yang lebih perlu dicatat lagi oleh kaum muslimin yaitu bahwa lahirnya Syi’ah itu khususnya Syi’ah Nushairiyyah yang sekarang berkuasa Suriah adalah pada abad ke-3 H di bawah pimpinan Muhammad bin Nashir An-Numairi, yang mengaku sebagai Nabi dan meyakini bahwa Imam Abul Hasan Al-‘Askari (Imam ke-11 dari Syi’ah Ja’fariyyah Imamiyyah) adalah Tuhan.
“Jadi Syi’ah tidak boleh disebut sekte dari Islam. Tetapi sekali lagi saya sampaikan munculnya Syi’ah didunia berangkat dari gerakan Politik yang dilandasi balas dendam Majusi Persi terhadap Islam”, Tegasnya.
Kemudian beliau juga memaparkan bahwa sebetulnya antara Iran (Syi’ah), Amerika (Nasharani) dan Israel (Yahudi) adalah satu tubuh atau bersekongkol, akan tetapi untuk memuluskan rencana mereka menguasai dunia, akhirnya mereka membuat sebuah “pencitraan” dalam tubuh dunia islam khususnya yang digambarkan seakan-akan bahwa antara Iran dengan Israel yang dibantu Amerika adalah musuh. Hal ini sebenarnya hanya topeng saja untuk menutupi kebengisan kelompok Syi’ah dalam membantai kaum muslimin diberbagai tempat sejak zaman Nabi Muhammad saw hingga saat ini (Report: Iran officials told Assad to focus on Israel to divert attention from Syria crisis. www.haaretz.com 14 Mar 2012).
“Salah satu konspirasi Iran, Amerika dan Aliansi Utara nampak saat Taliban di Afghanistan jatuh, jangan sampai Ahlu sunah yang berkuasa untuk memilih pemimpin, apakah Amanulloh Khan atau yang lainnya. Akhirnya mereka memilih Hamid Karzai. Dan Hamid Karzai adalah pengikut Baha’i salah satu sekte dari Syi’ah, dan setelah saya ketahui ternyata Mahmud Abbas Syi’ah Al-Babiyah. Jadi sekali lagi, Syi’ah sampai hari ini dengan segala sektenya apapun namanya adalah Kebathilan yang kemudian diretas oleh Penjajah Barat”, Papar beliau.
Kajian yang dihadiri lebih dari 500an jama’ah tersebut diakhiri pada pukul 14.30 wib dan dana yang terkumpul dalam kajian tersebut sebesar 14 juta lebih sedikit. Dana tersebut selanjutnya akan diserahkan kepada kaum muslimin sunni di Suriah yang akan disalurkan oleh Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) melalui relawannya yang akan dikirim ke Suriah. (Bekti Sejati/Kru FAI)