Tulisan ini masih memiliki keterkaitan dengan tulisan sebelumnya mengenai pemilu di Mesir pasca revolusi. Penulis merasa perlu mengulasnya lagi karena begitu urgennya Mesir bagi Palestina khususnya, dan Dunia Islam pada umumnya. Baik sebelum, maupun pasca revolusi. Terutama jika kita melihatnya dari sisi sejarah dan geografis wilayahnya.
Dari sisi sejarah, Mesir telah menjadi penggerak bagi dilaksanakannya perang 6 hari melawan Zionis, serta disegani oleh sebagian besar negara – negara Arab. Sementara dari sisi geografis, tanah Palestina dikelilingi dan berbatasan langsung dengan Laut Merah dan Mesir di barat, Kerajaan Arab Saudi dan Jordania di selatan, Suriah dan Lebanon di utara.
Mesir sering menjadi faktor kunci dalam langkah – langkah negara Arab melawan zionis Israel pada awal berdirinya negara laknatullah tersebut. Hingga ketika pemerintah dalam negeri Mesir merasa terancam dengan semakin massifnya gerakan Ikhwanul Muslimin. Melihat situasi yang demikian, kebijakan yang diambil oleh Raja Farouk saat itu adalah bekerjasama dengan Zionis Israel dalam “menciptakan stabilitas” dan membendung membesarnya IM yang semakin mengancam keberadaan pemerintah. Ditambah lagi, hamas yang berdomisili di Gaza, Palestina merupakan Cabang dari Ikhwanul Muslimin yang berada di mesir. Sejak saat itu hingga masa Husni Mubarak, Mesir menjadi mitra utama Zionis untuk melawan gerakan Islam tersebut .
Revolusi mesir dan kekhawatiran pemerintah zionis
Sejak awal keberhasilan kaum revolusi Mesir dalam menggulingkan Husni Mubarak, kekhawatiran pihak israel tidak bisa ditutup – tutupi lagi. Bagaimana tidak? Investasi kerjasama jangka panjang selama 34 tahun dengan mitra utama ini (Mesir) akan hilang begitu saja dengan Ikhwanul Muslimin sebagai motornya. Apalagi, ancaman ini bukan isapan jempol belaka.
Sejak masa kampanye dan dialog – dialog yang digelar secara massif, Capres Ikhwan Muhammad Mursi dengan tegas mengatakan akan menutup saluran kerjasama diplomatik dengan Zionis Israel. Ini artinya, upaya pemboikotan terhadap wilayah Jalur Gaza oleh Zionis tidak ada artinya. Pun, siapa lagi yang akan membantu keberadaan Zionis jika hal tersebut benar – benar terjadi? Negara – negara di sekelilingnya tidak ada lagi yang sekuat dan setangguh Mesir.
Ditambah lagi, otoritas Palestina sudah menunjukkan upaya membina hubungan baik ke Hamas karena melihat harapan baru koalisi di Mesir.
Masa Depan Palestina Di antara Dua Capres
Berikut ini adalah analisa masa depan Palestina di antara dua capres Mesir, Mursi dan Syafiq.
Bagi capres Mursi yang merupakan calon dari IM : kemenangan pada pilpres akan memiliki dampak sebagai berikut : Pertama, sikap Mesir terhadap zionis akan sama dengan sikap Hamas. Yakni, melawan dan keluarkan zionis dari bumi Yerusalem. Kedua, Mesir akan memutuskan hubungan kerjasama dengan pemerintahan zionis yang selama ini telah terjalin dengan mesra. Lebih mesra dibandingkan dengan hubungannya kepada pemerintahan Gaza. Terlihat lucu memang, kepentingan politik negara telah lama mengalahkan persaudaraan se-aqidah. Dan itu benar – benar diperlihatkan oleh negara Arab dalam persoalan Palestina. Ketiga, Mesir akan menjadi benteng bagi masuknya bantuan dunia Islam ke Palestina melalui perbatasan Rafah, yang telah dibuka pasca revolusi namun ditutup untuk kedua kalinya. Jika sebelumnya Mesir dan Zionis bersatu padu dalam mengisolasi Gaza dari dunia luar, hal sebaliknya akan sangat mungkin terjadi.
Sedangkan bagi capres Ahmad Syafiq yang berlatar belakang militer dan kedekatannya dengan rezim Mubarak, keikutsertaannya dalam pilpres adalah membawa misi sebagai berikut : pertama, dalam rangka “menjaga” kestabilan ideologi negara dari kalangan Islam yang digawangi oleh Ikhwanul Muslimin. Kedua, tetap mempertahankan hubungan baik antara Mesir dengan zionis yang selama ini telah terjalin. Ketiga, berupaya untuk mendekat ke barat untuk mendapatkan dana bantuan yang berguna untuk support rezimnya.
Pada akhirnya memang tidak bisa dilepaskan, apa yang terjadi di Mesir dengan masa depan yang akan terjadi di Palestina di masa mendatang. Semua harap – harap cemas menantikan hasil pilpres putaran kedua. Termasuk warga Palestina dan Zionis Israel. Di Gaza Palestina, orang – orang berharap agar Mursi menang dalam pemilihan. Sedangkan di kota Tel Aviv barangkali juga berdoa, berharap Syafiq menang. Allah Maha Melihat dan Mengabulkan doa. (fa)