Meskipun 45 tahun telah berlalu sejak Israel menyerang sebuah kapal milier Angkatan Laut AS di perairan internasional, pemerintah AS masih mempertahankan kebisuan mereka terkait insiden tersebut.
8 Juni menandai hari saat angkatan udara dan pasukan angkatan laut Israel menyerang kapal intelijen Angkatan Laut AS USS Liberty yang menewaskan 34 anggota awak kapal dan melukai 174 orang lainnya.
Saat itu, USS Liberty adalah kapal mata-mata paling maju di angkatan laut AS dan hancur total dalam sebuah serangan kuat oleh pasukan Israel.
Meskipun tim pengawas Israel mengakui bahwa kapal tersebut sebagai kapal Amerika berjam-jam sebelum serangan terjadi, para pejabat Israel berbohong setelah itu dengan mengklaim bahwa serangan tersebut hanya sebuah kecelakaan.
Media AS selama 45 tahun terakhir telah dilarang dari memberitakan terkait tentang insiden tersebut.
Serangan itu terjadi pada tanggal 8 Juni 1967 ketika Israel terlibat peperangan dengan pasukan Mesir, Suriah dan Yordania dalam perang ketiga dengan negara-negara Arab.
Washington pada saat itu khawatir bahwa Israel mungkin melakukan serangan terhadap sekutu dekat Uni Soviet Suriah yang bisa membawa konfrontasi antara dua negara adidaya.
Washington kemudian mengirim kapal USS Liberty, yang bisa memantau semua jenis komunikasi dalam radius 500 mil, untuk memastikan terkait tentang niat Israel untuk terlibat pertempuran dengan Suriah.
Mengetahui tentang misi kapal AS tersebut, Menteri perang Israel Moshe Dayan memerintahkan pasukan Israel untuk menargetkan kapal Amerika.
“Setelah mengawasi kapal USS Liberty selama lebih dari sembilan jam dengan pesawat pengawas yang terbang hampir tiap jam dan melakukan pelacakan radar, angkatan udara dan angkatan laut Israel menyerang kapal kami di perairan internasional tanpa memberi peringatan terlebih dahulu,” kata seorang mantan anggota kru USS Liberty yang tidak disebutkan namanya.
“Pasukan Israel menyerang tanpa peringatan dan tanpa mencoba untuk menghubungi kami. Tiga puluh empat orang Amerika tewas dalam serangan itu dan 174 lainnya mengalami luka-luka,” tambah anggota kru kapal tersebut.
Meskipun konsensus secara universal menyatakan bahwa serangan Israel dilakukan dengan pengetahuan penuh bahwa kapal yang mereka serang USS Liberty adalah kapal AS, pemerintahan Johnson berusaha menutup-nutupi fakta ini.
Pejabat pemerintahan Israel dan AS berusaha mengkarakterisasi serangan itu sebagai tidak disengaja, pemerintahan Johnson bahkan tidak pernah mencari cara untuk melakukan penuntutan terhadap pihak yang bersalah atau sebaliknya berusaha untuk mencari keadilan bagi para korban serangan.
Dalam kasus USS Liberty, Amerika Serikat telah gagal untuk menjaga nyawa warganya demi melindungi Israel,” pungkas mantan anggota kru kapal USS Liberty.(fq/prtv)