Solo, (forum-alishlah.com) – Ustadz DR. Mu’inudinillah Bashri, MA. saat di temui selepas mengisi Seminar Nasional bertajuk “Wujudkan Ramadhan Tahun Ini Sebagai Titik Awal Kebangkitan Islam Melawan Orientalisme Barat” di Auditorium Muh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan di gagas oleh Jama’ah Masjid Fathurrohman (JMF) UMS Solo Ahad pagi 22/7/2012, menuturkan keprihatinannya perihal banyaknya dosen atau pengajar di UMS Solo yang terjangkit pemikiran orientalis.
Sangat disayangkan perguruan tinggi sekelas Muhammadiyah yang cukup ternama itu dengan slogannya “Wacana Keislaman Dan Keilmuan”, ternyata para pengajarnya justru terjangkit pemikiran orientalis. Menurut Ustadz Mu’in –sapaan akrab beliau- yang juga menjabat sebagai Direktur Magister Program Pasca Sarjana Pemikiran Islam di universitas tersebut, bahwa hal ini disebabkan oleh penyaringan yang kurang selektif dalam menerima para dosen dan pengajar.
“Ya, dulu karena awal saringannya kurang kuat, maka setelah kita diagnosa karena saringannya kurang kuat maka kedepan saringan ideologis (keislaman) itu harus di perketat”, ujarnya.
Beliau menambahkan, bahwa pentingnya peran pembinaan dan control dari institusi Muhammadiyah juga perlu dibangun, selain itu ideology Muhammadiah menjadi suatu komitmen dalam menghadapi masalah ini.
“Rasa memiliki itu penting, kalau kita disini (UMS-red) kok dengan ingkarus sunah kok gak punya resistensi berarti intima (komitmen) kita terhadap lembaga ini kurang. Dan dari pimpinan Muhammadiyah sendiri belum terlihat gregetnya dalam masalah ini”, ungkap Ustadz yang juga memimpin ormas Fujamas Solo ini.
Diantara sekian banyak gerbang masuk pemikiran orientalis, Ustadz Mu’in membenarkan bahwa terdapat adanya “kurikulum pesanan”. Misalnya metode studi islam yang pengajarannya malah selain dakwah islam yang notabenya menjadi salah satu penyebab diminatinya pemikiran orientalis.
Beliaupun mengingatkan bahwa akademisi yang tidak memiliki dan memahami ajaran islam secara baik dan benar, akan sangat mudah terkena “virus” orientalis tersebut. Dan jika hal ini terjadi, maka orang awam-pun akan dengan gampang mengikutinya.
Beliau menuturkan bahwa pentingnya penanggulangan orientalis di UMS Solo perlu menjadi suatu kebijakan dan perhatian serius. Sebab dengan begitu, hal tersebut akan melahirkan kesadaran bersama. Keterikatan terhadap islam dan ideology Muhammadiyah-lah (ajaran Nabi Muhammad saw) yang dapat menjadi orisinilitas (keaslian) pemikiran islam dan visi misi Muhammadiyah di perguruan tinggi tersebut.
Asal diketahui saja, bahwa sekitar tahun 2007 UMS Solo juga pernah mendapatkan satu kasus pelecehan pada simbol-simbol agama islam yang dilakukan oleh salah satu dosennya yang berfaham Liberal bernama Ma’arif Jamu’in. Pada saat itu Jamu’in melecehkan salah seorang mahasiswi yang bercadar dengan mengatakan bahwa wanita bercadar adalah wanita yang bodoh dan pantasnya itu masuk program Fakultas Agama Islam (FAI) UMS Solo saja. (asg/Kru FAI)