Dadaku tiba-tiba bergemuruh. Suara itu membuat aliran darah di tubuhku seakan mengalir dua kali lebih deras. Suara itu… Ah, aku tidak mungkin salah. Itu suara Hilma! Darimana dia tahu kalau aku sudah menikah?
Fiksi
Pelangi Retak (Bagian 22)
Taman kastil ini menjadi istimewa karena dilatarbelakangi persaingan Catherine de Medici dan Diane de Poitiers dalam memperebutkan cinta Raja Henry II.
Pelangi Retak (Bagian 21)
Terengah-engah aku megimbangi langkah suamiku. Tangannya yang kekar seakan menambah kekuatanku untuk bisa mencapai puncak bangunan itu, dan… wow indahnya di bawah sana…
Pelangi Retak (Bag. 20)
Kenapa mas Indra tak pernah menyentuhku sebagai seorang isteri? Hingga akhirnya malam-malam kami cukuplah berlalu dengan menikmati mimpi masing-masing. Adakah yang salah?
Pelangi Retak (Bag. 19)
Acara sakral itu dilangsungkan secara sederhana. Aku sudah memohon dengan hormat kepada keluarga mas Indra untuk tidak menampakkan kemewahan apapun di kampungku yang masih terlalu lugu.
Pelangi Retak (Bag. 18)
Kucing tetangga yang memang dari tadi duduk manis di atas tembok itu seakan mengerti apa yang kami bicarakan. Dia menjatuhkan pot bunga itu tepat setelah Mas Indra menyelesaikan kalimatnya.
Pelangi Retak (Bag. 17)
Dan aku ingin kau bersedia mendampingiku untuk menemukan kacamata pelangi itu. Agar aku benar-benar mampu melihat sulaman indah itu dalam mahligai suci…
Pelangi Retak (Bag. 16)
Sabar dan syukur kan telaga yang tak pernah kering. Orang akan bahagia kalau bisa menghayati keduanya. Dulu, aku yang sering mengucapkan kalimat-kalimat seperti itu pada orang lain. Sekarang, kenapa justru orang seperti Mas Indra yang mengatakannya pad
Pelangi Retak (Bag. 15)
Sejak pengiriman kue itu, Pak Aan jadi sering ke kosku. Yah, mesti mampir hanya beberapa menit dan sedikit berbasa basi. Sikapnya tak lagi sesombong dulu. Dan akupun mulai bersikap lunak padanya.
Pelangi Retak (Bag. 14)
Hari kematian? Bukankah itu satu-satunya kepastian dalam kehidupan. Selain kematian, semuanya hanyalah jalinan dari begitu banyak benang kemungkinan yang kadang terpintal tak karuan. Begitu rumit menguraikannya.
- Sebelumnya
- 1
- 2
- 3
- 4
- Berikutnya