2. Dapat menimbulkan prasangka buruk atau suudzon
Berbagai prasangka pasti akan muncul ketika centang dua biru di WhatsApp tidak muncul. Barangkali sebagian orang akan berburuk sangka ketika tanda tersebut tidak ada.
Bisa jadi orang itu akan merasa tersinggung karena dia pikir kita sedang menjauhinya. Bahkan dianggap sombong karena tidak tidak mau membuka pesan yang dikirimnya, hanya karena tanda centang birunya tidak diaktifkan. Rasulullah pun melarang umatnya untuk bersuudzon,
ياايها الذين امنوا اجتنبوا كثيرا من الظن ان بعض الظن اثم
“Hai orang-orang yang beriman, jauhkanlah diri kalian dari buruk sangka, karena sebagian prasangka itu adalah dosa.” (QS Al hujurot:12)
اياكم والظن فان الظن ٲكذب الحديث
“Jauhkanlah diri kalian dari buruk sangka , karena sesungguhnya buruk sangka itu sedusta-dustanya ucapan.” (HR. Bukhori: 6064/Muslim: 2563).
3. Akan membuat orang kesal dan jengkel karena pesan yang dikirimnya diduga tidak dibaca.
Ini sebabnya mengapa kita lebih baik tidak menonaktifkan centang biru, bisa jadi akan membuat orang lain marah.
Kita tidak pernah tahu, jika orang yang mengirimkan pesan kepada kita melalui WhatsApp lalu pesannya dibaca adanya pemberitahuan melalui centang biru, itu akan sedikit lega karena merasa dianggap.
Seperti dalam hadist berikut menyatakan:
ٲن رجلا قال للنبي : ٲو صني . قال : لا تغضب . فرددا مرارا . قال لا تغضب
“Sesungguhnya seorang laki-laki berkata pada Nabi: “Nasehati aku”, maka Rasulullah bersabda: “Jangan kamu marah”. Dan orang itu mengulangi pertanyaannya beberapa kali dan Rasulullah bersabda: “Jangan kamu marah.” (HR. Bukhori: 6116/Tirmidzi: 2020)
لا تغضب ولك الجنة
“Janganlah kamu marah niscaya kamu dapat surga.” (HR.Thabrani:2374). (Okz)