Negara Arab dan Teluk terus melipatgandakan kemampuan militernya. Sekarang terjadi penumpukkan senjata dalam jumlah besar di negara-negara kawasan itu. AS dan Israel terus menciptakan ketakutan terhadap negara-negara Arab dari ancaman nuklir Iran. Inilah yang menyebabkan akhir-akhir ini negara di kawasan itu terus melipatgandakan arsenal militernya.
Para penguasa di Timur Tengah dan Teluk bersiap-siap menghadapi perang? Mereka melakukan pembelian peralatan militer secara besar-besaran. Dalam sebuah pameran senjata, yang menjadi alat penghancur itu, memperlihatkan jenis senjata baru dan modern, yang sangat canggih, yang belum ada sebelumnya.
Dalam Konferensi Internsional dan Pameran Pertahanan (IDEX), memperlihatkan berbagai jenis senjata baru. Konferensi pertahan pertama berlangsung 14 Februari 1993, dan diikuti sebanyak 350 perusahaan yang menjual peralatan militer, yang mewakili 34 negara. Tetapi perkembangannya begitu pesat, dan sangat mengkawatirkan tentang masa depan kehidupan umat manusia. Pameran di bulan Februari 2009 yang lalu, peserta bertambah dengan pesat, pameran itu diikuti 897 perusahaan dari 50 negara, dan dikunjungi lebih 50.000 di ruang pameran. Pameran itu akan dilangsungkan kembali di bulan Februari, 2011.
Konferensi pertahanan itu tidak hanya diikuti para pengusaha besar, tetapi juga oleh para pengambil kebijakan dibidang pertahan dan militer. Dalam Konferensi yang berlangsung di Abu Dabi itu, Sheikh Khalifa Zayed Al-Nahayan, memberikan sambutan. Abu Dabi dalam tahun-tahun terakhir ini terus meningkatkan kemampuan militernya. Negara kecil yang berada di kawasan Teluk ini, terus merasa terancam dengan dinimika politik, dan situasi keamanan yang rentan, dampak dari perubahan yang terjadi di Iraq.
Timur Tengah tetap menjadi ‘theatre’ bagi konflik yang tidak pernah akan selesai, sepanjang sejarah. Karena faktor-faktor ideologi (agama), yang semakin rumit, dan setiap saat dapat mendorong perang terbuka.
Tetapi, yang paling mengkawatirkan eskalasi ini, terus berkembang denga semakin besarnya, jumlah belanja yang dikeluarkan negara-negara Arab untuk kebutuhan pertahanan, yang mencapai rata-rata, 10 persen dari GDP negara-negara Arab dan Teluk.
Memang, sejak jatuhnya Iraq ke tangan kelompok Syiah, dan hilangnya keseimbangan politik di Iraq, serta semakin mengerasnya Iran, terutama ambisinya untuk terus mengembangkan senjata nuklir, membuat negara-negara Arab, mengalami kekawatiran, dan melakukan langka-langkah preventif. Apalagi, Israel dengan menggunakan AS terus melakukan serangan psychologis, dan terlalu membesar-besarkan ancaman nuklir Iran, membuat negara-negara Arab, semakin ketakutan.
Kondisi Timur Tengah ini, juga dipicu oleh langkah-langkah pemerintah Israel, yang tidak mau menghentikan pembangunan pemukiman baru di Jerusalem Timur, yang merupakan pelanggaran konvensi Jenewa, dan Israel tetap tidak peduli.
Perang di Timur Tengah setiap saat bisa meledak. Mesin penghancur sudah menumpuk, dan tinggal meledakkannya. Ini sebuah skenerio yang sangat mengkawatirkan bagi masa depan perkembangan umat manusia, khususnya kaum muslimin di kawsasan itu, yang tidak pernah berhenti dari perang. Wallahu’alam.
.