Siapa yang pernah membayangkan di dunia Arab dan Afrika Utara itu akan terjadi perubahan? Tidak satupun orang yang memiliki imajinasi, bahwa di seluruh kawasan Arab dan Afrika Utara terjadi perubahan. Mustahil. Karena struktur kekuasaan di dunia Arab dan Afrika Utara itu, sangat kecil memberi peluang akan terjadinya perubahan.
Pusat-pusat kekuasaan dunia, Washington, London, Moskow, Tel Aviv, dan barangkali Beijing, tak pernah meprediksi akan terjadi apa yang disebut sebuah, “Revolusi”. Dunia Arab dan Afrika Utara, bukan hanya di landa badai politik dan tsunami politik, tetapi sebuah pembalikan sejarah, yang diluar logika atau nalar.
Para Raja dan Presiden membentuk kekuasaannya dengan sangat tradisional, tidak menggunakan tata cara modern. Ada tata cara dan mekanisme yang khas mereka miliki untuk mempertahankan kekuasaan mereka,yaitu sistem keluarga.
Pos-pos strategis yang akan menjaga kekuasaan, tak akan pernah diberikan kepada orang lain. Pasti dipegang keluarga dekatnya. Seperti di bidang ekonomi, politik dan militer. Dengan cara itu, para Raja dan Presiden mendapatkan orang kepercayaan yang akan dapat menjamin kelangsungan kekuasaan mereka. Hirarki kekuasaan bersifat turun-temurun.
Muammar Gadhafi membentuk brigade khusus, yang menjadi ‘garda’ terdepan melindungi kekuasaan Gadhafi, dan brigade khusus ini, dipimpin langsung anaknya, yaitu al-Mu’tasim. Bukan diberikan kepada seorang jenderal yang profesional.
Semuanya Raja dan Presiden di dunia Arab dan Afrika Utara, mereka tak dapat lepas dari militer. Militer menjadi pilar utama yang akan menopang kekuasaan Raja dan Presiden.
Militer di dunia Arab dan Afrika Utara, selalu mendapatkan perhatian khusus dan prioritas oleh Raja dan Presiden. Karena mereka menjadi alat penopang kekuasaan. Tidak mungkin para Raja dan Presiden dapat hidup dan tenang, tanpa topangan militer. Militer yang langsung dipimpin keluarganya, seperti anak atau saudara kandungnya.
Negara-negara Arab dan Afrika Utara, adalah negara-negara yang paling boros dan mengeluarkan paling besar untuk belanja senjata. Para Raja dan Presiden, mereka hanya bisa menumpuk senjata dan peralatan militer, yang mereka beli dari Amerika Serikat dan Israel serta negara Eropa. Kekayaan minyak yang melimpah itu, tidak memakmurkan rakyatnya, tetapi hanya memberi keuntungan para pemilik industri senjata dan makelar senjata. Arab Saudi membeli pesawat tempur yang baru, supersoni, bernilai hampir $ 20 miliar dolar dari Amerika Serikat.
Rezim otokrat, diktator dan despotis, tidak dapat bisa hidup, tanpa dukungan militer dan senjata.
Ironinya senjata yang menumpuk bukan untuk menjaga kepentingan nasional dan negara, tetapi hanya digunakan menjaga kekuasaan, ketika mereka menghadapi rakyatnya sendiri. Inilah anatomi kekuasaan para otokrat, diktator dan despotis. Seperti yang sekarang terjadi di Libya, bagaimana Gadhafi memerangi rakyatnya dengan senjata mereka beli dari Barat , Eropa dan Israel.
Mereka tak pernah mampu mempertahankan negaranya, ketika agresi datang. Karena mereka tidak mampu menggunakan senjata yang ada di tangan mereka.
Tetapi, tiba-tiba sekrang rakyat marah, dan para Raja dan Presiden, seperti orang "linglung", dan bahkan sekutu utamanya Barat, Eropa dan Israel, tak mampu menyelamatkan nasib mereka.
Sementara itu, negara-negaraBarat dan Israel tidak pernah memprediksi akan terjadi perubahan yang luas. Karena logika mereka dengan memberikan senjata yang banyak dan canggih kepada para Raja dan Presiden, diyakini akan dapat melanggengkan hubungan diantara mereka.
Amerika Serikat, Eropa, dan Israel, sangat yakin tidak aka ada yangmampu menumbangkan dan menggulingkan sekutu utama mereka. Karena mereka dilindungi oleh militer dengan senjat a yang banyak dan canggih, serta dikendalikan langsung oleh keluarga Raja dan Presiden.
Tetapi, sekutu Amerika, Eropa dan Israel, yaitu para Raja dan Presiden, yang selama ini merasa aman, dan yakin, seakan tidak akan ada kekuatan yang mampu menggulingkan, kenyataannya semua logika dan persepsi mereka salah.
Para Raja dan Presiden di dunia Arab dan Afrika Utara, sekarang berguguran oleh rakyatnya sendiri, yang tanpa senjata. Senjata mereka hanya motivasi dan harapan akan masa depan yang lebih baik, dan menikmati kebebasan dan kemerdekaan. Tidak yang lain.
Rezim otokrat, diktator,dan despotis, memang sudahnya saat mereka masuk kubur.
Para pemimpin Barat, Eropa, dan Israel, mereka harus memformulasi lagi pikiran dan dogma politik mereka menghadapi dunia Arab dan Afrika Utara dengan karakter rakyatnya yang baru. Wallahu’alam.