Agresi militer rejim Zionis-Israel ke Gaza memasuki hari ke 16. Sebelum melakukan perang darat, tentara Zionis-Israel, memulai dengan melakukan ‘bombardment’ (pemboman) yang massif terhadap Gaza.
Pemboman dari pesawat tempur F.16, helikopterya Apache, yang terus menerus itu, mengakibatkan jumlah korban yang sangat besar. Dan, korban yang paling besar adalah anak-anak,wanita dan orang tua. Bukan, pejuang Hamas, yang selama ini menjadi tujuan dari agresi militer Zionis-Israel ke Gaza.
Eskalasi militer Zionis-Israel menimbulkan korban yang sangat besar. Sampai hari ini, jumlah korban sudah mencapai lebih dari 900 orang, terutama anak-anak dan wanita, dan jumlah orang luka mencapai 4000 orang, yang sekarang menghadapi kondisi serius, akibat terbatasnya obat-obatan, dan dokter. Selain itu, rumah-rumah sakit juga menjadi sasaran serangan udara Zionis-Israel. Zionis-Israel, bukan hanya menghancurkan dan membunuh muslim Gaza, tapi juga menghancurkan seluruh sarana yang dimiliki muslim di Gaza.
Tentu, yang perlu mendapatkan perhatian, masyarakat dunia, tindakan Israel, yang secara sengaja membunuhi anak-anak, karena Zionis mempunyai pandangan bahwa anak-anak itu, kelak akan menjdi teroris. Maka, perang yang dilakukan Zionis-Israel, tujuannya melakukan penghancuran seluruh muslim, yang ada di Gaza. Mereka tidak lagi hanya tertuju kepada pejuang Hamas, tapi anak-anak yang masih balita pun menjadi target serangan mereka. Karena, Zionis-Israel, anak-anak Palestina, yang ada sekarang ini juga akan menjadi ancaman masa depan Israel. Anak-anak muda Palestina itu, menurut persepsi kalangan militer Israel, bukan hanya menjadi ancaman keamanan, tapi akan mengakhiri segala eksistensi Zionis-Israel. Mereka menjadi cikal bakal ‘iblis’, yang sangat mengancam Israel, ujar Nachman Abramovic.
Pertumbuhan populasi anak-anak Palestina yang mencapai 3% setiap tahunnya itu, menyebabkan rejim Zionis-Israel mengidap paranoid. Setidaknya, setiap keluarga Palestina, mereka mempunyai anak rata-rata lima. Sehingga, pertumbuhan populasi rakyat Palestina, terus meningkat dengan tajam. Inilah yang tak dapat dibendung dengan senjata. Persepsi kalangan milier Palestina, bahwa anak-anak Palestina itu, terutama di masa depan akan menjadi ancaman entitas Zionis-Israel, tentu tidak salah. Karena, kondisi itu telah diciptakan oleh rejim Zionis-Israel. Sekarang, tidak ada satupun keluarga di Palestina yang tidak kehilangan sanak family, akibat kekejaman rejim Zionis-Israel.
Kebencian dan dendam serta permusuhan itu, tak lain, diciptakan oleh Zionis-Israel sendiri, yang sudah mereka ciptakan dan pupuk, lebih dari 60 tahun. Berapa banyak orang Palestina, yang sudah dibunuh oleh Israel? Berapa banyak orang Palestina yang sudah diusir dari Palestina? Berapa banyak orang Palestina yang hidup dipenjara-penjara Israel. Tapi, seperti generasi Palestinal, tak pernah habis-habis, yang bahkan bagaikan api, yang terus membara dan semakin besar.
Tujuan Israel melakukan agresi ke Gaza, dan menggunakan kekuatan militer dalam skala yang massif, serta melakukan penghancuran yang sangat luas, serta membunuhi anak-anak Palestina, pasti tak pernah bisa mengakhiri cita-cita yang dimiliki rakyat Palestina, yang akan terus tumbuh, dan menjadi dorongan yang sangat hebat, bagi mereka yang sekararng menghadapi agresi. Mereka ingin mengenyahkan penjajah Israel. Cita-cita ingin menegakkan negara, dengan prinsip-prinsip Islam, seperti sebuah proses, yang terus berlangsung dalam diri dan dada setiap muslim Palestina, yang tidak pernah pupus hanya dengan agresi militer. Keyakinan yang mereka miliki, tertanam kuat, dan mereka dapat mengalahkan Zionis-Israel, dan mendapatkan hak mereka atas tanah-tanah yang sekarang dirampas rejim Zionis-Israel.
Penghancuran, pembantaian yang luas, terhadap anak-anak, wanita dan orang tua, menjadi sebuah ingatan yang sifatnya koliktif, dan ini dapat menumbuhkan sebuah gerakan yang sifatnya ‘messianistik’, seperti ruh, yang tak dapat ditumpas dengan senjata Israel, yang canggih sekalipun. Rakyat Palestina akan tetap ada, mereka akan tetap berjuang menghadapi segala bentuk kekejaman yang dilakukan Zionis Israel. Agresi militer dengan kebiadaban Israel sekarang ini, ke Gaza, bukanlah peristiwa pertamakali yang pernah dialami rakyat Palestina, tapi hanya pengulangan-pengulangan, yang semakin memperkuat dan memperkokoh keyakinan, dan fisik mereka, berhadapan sebuah entitas Zionis-Israel, yang harus mereka kalahkan dan usir.
Maka, perang yang sudah memasuki minggu ketiga ini, tak juga berhasil membawa Hamas, mengibarkan ‘bendera putih’ sebagai tanda menyerah. Banyak korban, hancurnya seluruh infrastruktur, luluh lantaknya bangunan, kantor, flat dan apartemen, tak dapat menaklukkan jiwa-jiwa orang Palestina, yang sudah dijajah selama 60 tahun oleh Zionis-Israel. Hamas, tak pernah sekalipun, menyatakan, bersedia mengakui entitas Zionis-Israel sebagai fakta sosial atau fakta politik. Mereka, Zionis-Israel, adalah para penjahat, perampas dan perampok, penjajah, yang tidak punya atas tanah Palestina, hata sejengkal pun. Mereka harus meninggalkan tanah-tanah yang sekarang ini mereka rampas. Tak ada kompromi terhadap mereka, rejim Zionis-Israel, yang sudah membunuhi anak-anak, wanita, dan orang tua Palestina.
Entitas Zionis-Israel akan menghadapi kekuatan baru di Palestina, yaitu kekuatan yang memiliki ideologi atau keyakinan yang kokoh, dan kekuatan baru di Palestina ini, bukan sekumpulan orang-orang yang pragmatis, oportunis, yang dengan mudah menjual cita-cita mereka kepada penjajah. Hamas, sebagai gerakan, yang sekarang menjadi fenomena, tak akan mudah menggadaikan cita-citanya, mereka kumpulan orang-orang yang memiliki keteguhan pendirian. Hamas, sekumpulan orang yang menegaskan tentang jati dirinya serta karakternya, yang tak berkompromi dengan kafir Yahudi, yang sudah melakukan permusuhan terhadap muslim Pelestina.
Sekarang, diperlihatkan dengan sangat gambling oleh Hamas, sebuah ‘gaung’ yang merupakan cirri-ciri orang yang mukmin yaitu : hidup mulia atau mati syahid. Dan, bagi Hamas dan para pejuang Palestina, agresi Israel ke tanah kelahiran mereka, mereka sambut dengan gembira, karena inilah wasilah (sarana) untuk mendapatkan kemuliaan dihadapan Allah Azza Wa Jalla. (M)