Kontan, tindakan penzaliman terhadap Anies Baswedan tersebut menjadi viral. Ribuan bahkan jutaan warga DKI Jakarta dan juga seluruh Nusantara menjadi tahu dan rasa keadilannya tersengat. Sebegitu ngawur dan konyolkah para pejabat yang terkait sehingga tanpa rasa malu sedikit pun menghadang Gubernur DKI Anies Baswedan selaku Tuan Rumah untuk turun ke lapangan?
Bagi orang yang tidak punya harga diri, kejadian itu dianggap remeh dan tidak perlu diributkan. Tapi bagi yang masih belum gila, bagi yang masih memiliki rasa keadilan, empati, dan anti kezaliman, tentu hal ini bukan kejadian yang sepele. Jutaan rakyat mengamuk di media sosial, membela seorang Anies Baswedan.
Anies Baswedan sendiri, seperti yang sudah-sudah, mengaku tidak memusingkannya. Padahal, siapa pun tahu, hatinya remuk dan sedih. Ini bukan soal uang. Tapi ini soal izzah seorang tuan rumah, yang kalau terjadi di Madura, bisa ditantang Carok sampai mati siapa pelaku yang menghina harga dirinya. Anies Baswedan tetap tampil dalam ketenangan dan tindakan yang sangat terukur.
Banyak pengamat politik menilai, kejadian yang sungguh memalukan ini mau tidak mau akan menggerus elektabilitas Jokowi. Dan sebaliknya, popularitas Anies Baswedan pun naik, benar-benar meroket ke atas, bukan meroket ke bawah seperti yang selama ini terjadi.
Bagi orang beriman, semua kejadian terjadi atas izin Allah Swt. Makaru wa Makarallah. Manusia bisa saja menyiapkan tipu daya, namun sebaik-baiknya tipu daya adalah dari Allah Swt.
Gubernur DKI Anies telah dizalimi. Harga diri warga Jakarta telah diinjak-injak dan dilecehkan degan konyol. Dan hukum semesta pun terjadi, Anies menjadi idola baru bagi rakyat Indonesia. Dan tetangga sebelah, yang waktu kejadian sebenarnya bisa saja memanggil Anies untuk turun ke lapangan, popularitasnya meroket ke bawah alias nyungsep. Semoga, ke depannya Indonesia sungguh memiliki pemimpin yang benar-benar pemimpin. Amiin. []