Sebuah media nasional yang terbit di Jakarta tak henti-hentinya mengangkat pluralisme, toleransi, perlunya dialog antar iman, dan saling menghormati serta kerjasama antar golongan agama. Di sisi lain, media itu, tak henti-hentinya pula menyebarkan infomarsi dan opini untuk melawan kelompok garis keras, radikal, dan kaum ekstrim, serta lebih khusus lagi dengan apa yang disebut : ‘teroris’.
Kompas menjadi corong yang menghantarkan opini tentang ‘terorisme’, yang menjadi ancaman, bahaya laten, dan akan merusak integrasi bangsa. Karena itu terus melakukan kampanye terhadap masalah torerisme. Kompas dengan mengutip Kepala Nasional Pananggulangan Terorisme (BNPT), Inspektur Jenderal (Purn) Ansyad Mbai, yang menyatakan, “Penyusupan ajaran radikal semakin luas, sudah masuk ke perguruan-perguruan tinggi elite, bukan perguruan tinggi pinggiran. Bahkan, menyusup ke perkantoran dan memengaruhi karyawan”. (Kompas, 8/10)
Dengan mengutip pernyataan Ansyad Mbai, maka menjadi alat media ini mengarahkan opini bagi pihak keamanan, bahwa bukan saja yang menjadi objeknya pondok pesantren, tetapi sekarang diperluas dan diperlebar ke perguruan tinggi negeri (elite), yang dianggap akan menjadi ancaman keamanan nasional, karena telah tersusupi. Opini itu juga bukan hanya perguruan tinggi negeri, tetapi kantor-kantor. Dengan pemuatan oleh Kompas ini, maka akan menimbulkan persoalan yang serius dikalangan mahasiswa perguruan tinggi negeri (elite), dan para karyawan kantor yang selama ini, mereka tidak pernah membuat persoalan apapun di bidang keamanan, yang dikaitkan dengan terorisme.
Apakah pengajian di mushola-mushola kampus dan masjid kampus harus tutup, karena sudah dianggap tersusupi pemahaman radikal? Apakah kegiatan rohis di kantor-kantor pemerintah dan swasta juga harus ditutup dan dibubarkan karena sudah disusupi ajaran radikal?
Terminologi radikal menjadi tidak jelas parameternya lagi. Setiap orang mempunyai difinisi dengan pandangan-pandangannya. Tentu pemberian difinisi (stempel) yang memiliki konotasi yang negatif akan merugikan setiap golongan atau kelompok yang terkena tuduhan itu.
Apakah tidak boleh setiap muslim mereka hidup dengan menganut dan mengamalkan ajarannya? Apakah tidak boleh setiap mahasiswa dan karyawan mereka hidup dengan ajaran Islam, yang mereka yakini, dan tidak hidup dengan kehidupan jahiliyah, yang merusak ini?
Sejatinya negara ini telah bobrok dan bangkrut, karena moral pemimpin dan rakyatnya sudah rusak, karena tidak lagi memiliki landasan yang benar. Korupsi, kolusi, nepotisme, sudah mengakar, mendarah daging, dan telah menjadi karakter dan ideologi. Mencuri uang negara itu sudah menjadi ideologi. Makan makanan haram sudah menjadi kesukaan mereka. Karena itu, instrumen apapun, yang dibuat, akhirnya gagal untuk memberantas KKN.
Lalu, jika anak-anak muda di kampus, karyawan di kantor yang belajar dan mempelajari Islam, serta mereka ingin hidup bersih secara Islami, apakah itu sebuah kejahatan yang harus dihapuskan dari kehidupan ini. Apakah tidak berhak orang-orang melaksanakan ajaran agamanya, yang diyakini sebagai kebenaran yang sifatnya mutlak, dan apakah itu sebuah kejahatan?
Mengapa Kompas membuat insinuasi terhadap umat Islam yang selalu dilekatkan dengan kekerasan, terorisme, dan berbagai kejahatan lainnya? Mengapa umat Islam seakan golongan yang tidak beradab, dan selalu menimbulkan kekacauan dan tindak kekerasan?
Perhatikan di Irak. Di mana rakyat Irak yang muslim dibantai oleh tentara AS, yang mengakibatkan satu juta lebih rakyat Irak yang tewas, dan jutaan lainnya luka-luka, dan jutaan lainnya yang mengungsi. Siapa yang bertanggung jawab atas segala kejahatan itu? Adakah AS mempunyai hak untuk melakukan semuanya itu? Di Afghanistan. AS sesudah menginvasi negeri dengan korban yang tak terhingga, sekarang justru Obama bukan menghentikan kejahatan AS di Afghanistan, tetapi justru Obama menambah tentaranya di Afghanistan. Sesungguhnya, apa kesalahan rakyat Irak dan Afghanistan itu, sampai mereka menghadapi serangan militer AS itu?
Bagaimana kejahatan pemerintah Israel selama pendudukan di tanah Palestina? Kekejaman yang tanpa kesudahan terhadap rakyat Palestina. Setiap hari seakan tanpa jeda, pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Netanyahu tak henti-hentinya melakukan kekerasan dan kekejaman terhadap rakyat Palestina. Dan, bukan hanya Netanyahu, tetapi setiap rejim yang berkuasa di Israel, pasti melakukan kekejaman terhadap rakyat Palestina.
Adakah pernah media seperti Kompas itu menyebut AS dan Israel sebagai teroris atau penjahat perang? Tetapi umat Islam yang menjadi korban kejahatan yang dilakukan oleh AS dan Israel, sampai sekarang ini, terus dijadikan objek kampanye sebagai teroris dan penjahat yang harus dibasmi. Sungguh sangat luar biasa.
Di Bosnia Umat Islam di kota Sebrenica dibanti oleh pasukan Serbia. Apakah kesalahan yang mereka lakukan? Ribuah kaum muslimin di kota itu habis di bantai oleh Serbia. Tetapi tak ada yang mengatakan Serbai itu sebagai teroris.
Sekarang di Eropa kelompok-kelompok sayap kanan mempengaruhi politik di Eropa, dan kampanye anti imigrian dan anti Islam. Adakah kejahatan yang telah nyata yang dilakukan oleh umat Islam terhadap penduduk Eropa? Bandingkan dengan Eropa yang telah menjajah dan mengausai negeri-negeri Muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Adakah yang berbicara tentang kejahatan mereka?
Sekarang umat Islam menjadi objek dan kampanye yang mendiskreditkan mereka, seakan –akan mereka yang ingin kembali kepada ajaran mereka, dan ingin hidup secara Islami itu menjadi ancaman. Inilah logika-logika yang sangat tidak patut sekarang ini. Wallahu’alam.