Jika orang-orang mukmin telah ridho Allah sebagai Rabb mereka, Islam sebagai dien mereka, dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul mereka, mereka pasti akan memperoleh kemenangan. Tidak ada keraguan lagi. Janji Allah Azza Wa Jalla itu pasti akan datang.
Allah berfirman :
“Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. (QS. Al-Mujadalah ; 21).
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari Kiamat)”. (QS. Al-Mukmin; 51)
Sebaliknya terhadap orang-orang musyrik Allah Rabbul Alamin menuturkan:
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad diantara kamu ari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Baqarah ; 217-218)
Allah Rabbul Alamin juga menyampaikan bagaimana sikap orang Yahudi dan Nasrani terhadap orang-orang mukmin :
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu, sehingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya. “Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung bagimu”. (QS. Al-Baqarah ; 120)
Inilah ‘qonun’ (undang-undang) yang diturunkan oleh Allah Azza Wa Jalla, yaitu pertolongan Allah kepada hamba-hambanya yang beriman (mukmin), dan mempunyai sikap teguh (tsabat), tidak pernah terbujuk oleh ajakan dan bujukan orang-orang musyrik (Yahudi dan Nasrani). Sehingga, karena sikapnya yang teguh dalam beriman, maka mereka akan mendapatkan kemenangan.
Permusuhan antara orang-orang musyrik dengan orang-orang mukmin itu, bersifat kekal abadi, dan tidak akan pernah berubah permusuhan mereka terhadap orang-orang mukmin. Semenjak Adam AS menjejakkan kakinya di bumi, dan sampai hari kiamat nanti. Mereka, orang-orang Yahudi dan Nasrani akan terus memusuhi dengan permusuhan yang sangat keras, serta orang-orang atheis akan selalu membuat makar dan tipu daya siang dan malam, sehingga dapat membabat habis Islam dan mencabut sampai ke akar-akarnya.
Selama orang-orang mukmin itu istiqomah (konsisten) diatas kebenaran, maka dunia seluruhnya akan menyerang dan mengeroyok orang-orang mukmin. Itu sudah aksiomatik. Sekali-kali tidak akan pernah berhenti permusuhan itu, dan berlangsung sampai akhir zaman.
Tidak selayaknya orang-orang mukmin mengingkari ‘qonun’ (undang-undang) Ilahi ini. Tidak mungkin orang-orang musyrikin (kafirin), seperti Yahudi dan Nasrani akan menjadi teman, dan dapat menjadi pelindung orang-orang mukmin. Karena itu bertentangan dengan ‘qonun’, yaitu Al-Qur’anul Karim, yang itu merupakan wahya dari Allah Ta’ala.
Terus bersikap istiqomahlah dengan ad-dinul haq (al-Islam), yang merupakan asas dasar bagi kehidupan orang-orang mukmin. Jadikan ‘qonun’ Rabbani ini menjadi pegangan dan ikatan yang kuat (tali buhul), yang harus tetap dipegang sampai Allah memanggil. Wallahu’alam.