Ibunya bernama Ummu Aiman, seorang hamba sahaya yang berasal dari Habasyah (Ethiopia). Ummu Aiman menikah dengan Ubaid bin al-Haritz, dan memiliki seorang anak lelaki bernama Aiman. Karena itu, wanita itu dipanggil Ummu Aiman.
Sayangnya, Ubaid bin al-Haritz dan Aiman syahid di medan perang, kala menghadapi kafir Quraiys. Ummu Aiman menjadi janda kehilangan suami dan anaknya. Meskipun, menghadapi kesedihan yang luar biasa, tetapi Ummu Aiman tetap mencintai dan berbakti kepada Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam.
Ummu Aiman, wanita berakhlak mulia, dan memiliki sifat-sifat pemberani. Kecintaannya terhadap Islam dan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam dibuktikannya dengan ikut serta dalam beberpa peperangan yang pernah terjadi, seperti dalam perang Uhud dan perang Khaibar melawan kafir Yahudi. Ummu Aiman dengan menggunakan panah dan busur anak panah melawan musuh-musuh Islam itu.
Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam menyanjung dan menjunjung Ummu Aiman, karena kemuliaannya. Sampai suatu ketika Rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang ingin menikah dengan wanita ahli surga, maka hendaklah dia menikahi Ummu Aiman", ucap Raulullah Shallahu alaihi wa sallam.
Mendengar ucapan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam, maka shahabat Zaid bin Haritzah menikahi Ummu Aiman. Perkawinan keduanya itu melahirkan bayi laki-laki, yang kemudian diberi nama : "USAMAH". Zain bin Haritzah sangat berbahagia dengan kelahiran bayi laki-laki itu. Demikian pula dengan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam, ikut merasa berbahagia, dan bergegas menemui Ummu Aiman dan Zaid di rumahnya.
Ummu Aiman dan Zaid adalah orang-orang istimewa bagi Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam. Zaid bin Haritzah sangat dekat dengan Rasullah Shallahu alaihi wa sallam. Dia memeluk Islam sejak mula. Zaid adalah hamba sahaya yang diberikan Siti Khadijah kepada Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam. Beliau Shallahu alaihi wa sallam sangat menyayangi Zaid, dan bahkan Rasulullah mengangkat Zaid sebagai anak angkatnya, Zaid bin Muhammad.
Usama kecil tumbuh menjadi dewasa bersama dengan llingkungan shahabat yang sangat mencintainya. Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam menyangi. Ia tumbuh menjadi anak dewasa yang berakhlak mulia, gemar mempelajari agama, dan bersikap santun.
Di usia yang masih sangat belia itu, Usamah sudah ikut berperang. Perang pertama yang diikutinya adalah perang Khandaq, di mana kaum muslimin menghadapi 10.000 prajurit Quraiys. Usamah ikut berperang melawan mereka.
Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam mengizinkannya untuk ikut berperang melawan kafir Quraiys. Perang Khandaq itu yang menempa jiwa Usamah sebagai seorang prajurit sejati, dan tidak gentar melawan orang-orang kafir Quraiys.
Zaid bin Haritzah gugur di medan perang melawan pasukan Romawi. Raja Heraklius membantu Syurabil bin Amr al-Gassany dengan mengirimkan prajurit sebanyak 100.000, dan hanya akan menghadapi pasukan Islam, yang jumlahnya hanya 3.000 prajurit Islam.
"Mungkinkah ini akan menang", ucap Usamah sambil menatap ayahnya Zaid yang memegang bendera dan tongkat serta kudanya. Zahid menoleh kepada Usamah, sambil berkata, "Apakah kamu tidak belajar dari peperangan yang terdahulu?", tanya ayahnya.
Dalam peperangan melawan pasukan Romawi itu Zaid gugur. Rasulullah Shalalahu alaihi wa sallam bersabda : "Aku mengangkat Zaid bin Haritzah sebagai panglima perang. Jika dia gugur, maka digantikan Ja’far bin Abi Thalib, dan jika Ja’far gugur, maka digantikan Abdullah bin Rawahah", ujar Rasul Shallahu alaihi wa sallam. Usamah bangga menatap ayahnya yang menjadi panglima perang.
Perang Mut’ah yang sangat terkenal itu, di mana pasukan Islam yang jumlahnya hanya 3.000 harus melawan 200.000 pasukan kafir. Pasukan Islam dipimpin oleh Ziad bin Haritzah. "Aku anak Zaid bin Haritzah", ujar Usamah. Pertempuran berlangsung sangat dahsyat. Sampai sebuah tombak mengenai tubuh Zaid, dan ia berteriak, "Allahu akbar", terdengar lengkingan Zaid oleh Usamah. Usamah kaget melihat ayahnya Zaid tersungkur, dan jatuh ke tanah, kemudian menghembuskan nafasnya.
Kemudian, sesudah kematian Zaid, Ja’far dan Abdullah, maka tongkat penglima dipegang prajurit muda yang masih berumur 18 tahun, yaitu Usamah. Inilah takdir. Anak muda yang lahir dari lingkungan keluarga yang bersih dan mulia itu, menerima tongkat kepemimpinan perang dalam Islam dari Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam. Usamah menjadi sebuah tonggak sejarah di masa lalu, bagaimana prajurit muda ini harus melawan kebengisan Romawi.
Kini, sejak terjadi peristiwa 11 September 2001, lahir Usamah baru, yang menjadi musuh nomor 1 negara adikuasa Amerika Serikat. Usamah bin Laden, bukan hanya menghadapi negara adikuasa Amerika, tetapi kekuatan kafir global. Usamah menjadi musuh seluruh kekuatan kafir dunia.
Presiden Barack Obama memimpin langsung operasi penyerangan terhadap Usamah, di ruang "Operation Room", di Gedung Putih dari detik ke detik mengikuti operasi di lapangan yang dilakukan pasukan khusus Amerika Serikat. Bersama seluruh pejabat dibidang keamanan Amerika Serikat, termasuk Wakil Presiden Joe Biden, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hallary Clinton.
Usamah bin Laden hanya seorang lelaki yang bersahaja, tutur bicaranya lembut, santun, dan mencintai saudara-saudara seiman. Tidak nampak dirinya sebagiamana yang digambarkan oleh para pemimpin Barat, dan media-media Barat, yang menggambarkan sebagai manusia yang sangat haus darah.
Tetapi, para pemimpin Amerika Serikat George Walker Bush sudah menuduh Usamah menjadi dalang peristiwa 11 September 2001, yang melakukan pemboman Gedung WTC (World Trade Center) dan meruntuhkannya. Sejak itu nama Usamah menjadi sangat ditakuti, dan selalu dilekatkan dengan Al-Qaidah.
Usamah ikut bertempur saat Uni Soviet menginvasi Afghanistan, yang mengakibatkan ribuan rakyat di negeri miskin itu tewas. Dan, para pejuang Islam berhasil mengusir pasukan Soviet. Sekrang pun, sesungguhnya "Lelaki" yang mencintai saudaranya dan Islam, tak ingin saudaranya dijajah, diperbudak, dihancurkan oleh orang-orang kafir. Sekecil apapun, ia telah memberikan pembelaannya, agar tidak terus menerus dijajah dan ditindas.
Usamah membela orang-orang Islam yang ditindas dan dihancurkan oleh kafir Barat, yang dengan angkuhnya terus menduduki negeri-negeri Muslim.
Usama telah tewas oleh pasukan khusus Amerika Serikat. Jenazahnya pun dibuang ke laut oleh Amerika Serikat. Karena, takut Usamah akan terus memberikan inspirasi bagi umat Islam yang menginginkannya negerinya terbebas dari penjajahan dan perbudakan. Usamah hanya ingin melindugi dan menjaga agama Islam dan pemeluknya dari kehancuran oleh tindakan musuh-musuh Islam.
Di masa lalu ada Usamah bin Haritzah yang dalam usia belia, 18 tahun, sudah menjadi panglima perang melawan Romawi. Di abad 21 ini, juga ada Usamah, yang menghadapi hegemoni kafir global, yang ingin menghancurkan kehidupan umat Islam dengan segala kekuatan yang dimilikinya. Termasuk dengan menggunakan senjata dan perang.
Usamah bin Laden hidup dan matinya ditakuti oleh Amerika Serikat. Karena, sosok pribadinya yang mencintai Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam, dan mencintai para pengikutnya dan ummatnya. Pergilah Usamah untuk menghadap Rabbul alamin. Wallahu’alam.