Eramuslim.com – Perempuan itu berwajah teduh. Cantik. Kulitnya bersih. Senyumnya sentiasa berkembang dengan tulus. Dia selalu tampil apa adanya. Rambutnya selalu ditutupi jilbab. Bajunya selalu panjang. Namun itu semua tidak menghalangi langkahnya yang panjang mengunjungi saudara-saudaranya seiman seakidah, Muslim Rohingya, di kamp pengungsian di perbatasan Myanmar. Kepada saudara-saudaranya yang tengah ditindas dengan biadab oleh teroris rezim Myanmar dan para iblis berjubah biksu, dia tak segan untuk memeluk dengan penuh kehangatan. Dengan bahasa hati yang sungguh-sungguh jauh dari pencitraan dia berbicara kepada saudara-saudaranya. Menyapa dengan hati dan cinta.
Perempuan itu bukan sembarang perempuan. Dia tahu artinya ukhuwah Islamiyah. Dia mengerti jika sesama Muslim itu ibarat satu tubuh. Satu bagian yang disakiti maka bagian yang lain pun turut merasakan sakit. Dia datang membawa cinta dan juga bantuan untuk meringankan penderitaan saudara-saudaranya, untuk sekadar membasuh airmata yang sebenarnya sudah kering, untuk menjadi teman berbagi cerita, untuk menjadi sandaran bagi tubuh-tubuh yang letih dan lelah.
Perempuan itu isteri kepala negara dari negeri mayoritas Muslim yang bersahaya, namun tahu cara menjaga harga diri dan agama. Perempuan itu isteri dari presiden negeri Muslim yang sangat peduli dengan nasib umat Islam dunia. Perempuan itu bernama Emine Gulbaran. Jika belum kenal juga, maka nama lainnya adalah: Emine Erdogan. Nama ini penting, agar kita tidak salah persepsi.[]