Berubahkah Gaza Sesudah Kunjungan Ban?

Sudah berapa kali Sekjen PBB  berganti? Sudah berapa banyak resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan (DK) PBB terkait dengan Timur Tengah dan Palestina? Berubahkah Israel? Sekarang Sekjen PBB Ban Ki-moon melakukan kunjungan ke Gaza.

Israel tidak pernah mendengarkan siapapun. Israel tetap dengan pendiriannya. Israel tetap dengan kebijakan-kebijakannya yang terus melakukan aneksasi (pencaplokan) terhadap wilayah-wilayah yang didudukinya. Israel terus membangun pemukiman baru di Jerusalem Timur. Israel membangun Synagog di didalam masjid Al-Aqsha. Israel tidak peduli, dan mempermalukan Joe Biden, ketika Wapres AS itu melakukan kunjungan Israel, seorang pejabat menteri Israel, mengumumkan pembangunan 1.600 pemukiman baru di Jerusalem Timur.

Ketika berada di Gaza, Ban Ki-moon, menyatakan, “Saya katakan dengan jelas dan berulangkali kepada pimipinan Israel bahwa kebijakan blokade yang diterapkan tidak bisa dilanjutkan. Ini sangat buruk”, ucap Ban, ketika berada di Khan Yunis. Ban, sebelumnya bertemu dengan Presiden Israel, Shimon Peres, dan dia mengkritik aksi blokade atas Jalur Gaza. Ia kembali menegaskan, blokade Israel hanya membawa kesulitan hidup bagi penduduk dan memperkuat kubu radikal Palestina.

Sebelumnya, Ban Ki-moon bersama dengan PM Salam Fayyad, mengunjungi Tepi Barat, wilayah-wilayah yang diduduki Israel. “Saya menyaksikan sendiri dengan jelas bagaimana penduduk Palestina, hidup dengan segala pembatasan dan mereka tidak mampu menjalani hidup normal”, tambah Bank Ki-moon.

Ban Ki-moon satu-satunya pejabat tinggi, yang masuk ke Gaza dan Tepi Barat, pasca agresi militer Israel ke wilayah itu, yang menewaskan lebih 1.500 penduduk sipil, dan ribuan lainnya yang menderita luka-luka, serta ribuan bangunan dan infrastruktur yang hancur akibat agresi Israel itu.

Tetapi, sampai hari tidak ada sanksi apapun terhadap rezim Zionis-Israel atas kejahatan kemanusiaan yang mereka lakukan terhadap rakyat Palestina. Semua pemimpin dunia, lembaga-lembaga multilateral termasuk PBB, sudah bertekuk lutut, dan bahkan menjadi ‘jongos’ Israel, dan tidak  berani menghukum kejahatan yang dilakukan oleh Israel.

Kalau AS dapat bertindak sangat kejam dan biadab, serta melakukan invasi ke Iraq dan Afghanisntan secara unilateral (sepihak), tanpa persetujuan PBB, dan menghukum kedua negara itu, termasuk rakyatnya dengan penjajahan, bahkan menjatuhkan kedua penguasa di negeri itu, seperti Saddam Husien dan Mullah Omar,yang dituduh memiliki senjata pemusnah massal dan mendukung teroris, tetapi justru AS membiarkan Zionis-Israel melakukan kejahatan yang semena-mena terhadap rakyat Palestina.

Israel terus hidup dan eksis, serta mendapatkan perlindungan dari AS, serta mendapatkan bantuan yang tak terhingga demi melanggengkan kejahatan dan penjajahannya terhadap Palestina. Tidak ada negara di muka bumi ini, yang melakukan penjajahan, tetapi justru mendapatkan dukungan masyarakat dunia. Semua pemimpin dunia hanya menutup mata terhadap tindakan dan kejahatan yang dilakukan Zionis-Israel. Mereka tidak berani bertindak untuk menghentikan kejahatan yang dilakukan Zionis-Israel, saat negeri itu, menjadi negeri satu-satunya yang masih melakukan penjajahan secara jelas-jelas terhadap rakyat Palestina.

Jika masyarakat dunia dapat menghentikan rezim Apartheid di Afrika Selatan, tetapi masyarakat dunia tidak dapat menghentikan kejahatan Israel. Justru Presiden AS Barack Obama, menegaskan bahwa keamanan Israel menjadi prioritas bagi kebijakan luar negeri AS. Betapa negeri yang sudah menjajah dan membunuhi rakyat Palestina, yang tanpa dosa, mendapatkan dukungan mutlak dari negara yang mengaku ingin menegakan demokrasi dan supremasi sipil. Tetapi, terus-menerus mendukung rezim Zionnis-Israel, yang mempraktekan sistem rasialis dan melebihi rezim Apartheid di Afrika, di masa lalu.

Kunjungan Ban Ki-moon ke Gaza dan Tepi Barat, tidak akan mempunyai ar ti apa-apa, jika tidak mendapatkan dukungan masyarakat dan para pemimpin dunia, termasuk AS, yang selama berdiri dibelakang kejahatan Israel. Tidak akan ada perubahan sikap yang dilakukan rezim Zionis-Israel, tanpa adanya tekanan politik, yang kuat dari para pemimpin dunia.

Sikap ‘Kuartet Empat’ (AS, Uni Eropa, Rusia, dan PBB), yang telah mengutuk sikap Zionis-Israel yang terus membangun pemukiman Yahudi di Jerusalem dan Tepi Barat, tak akan mempunyai arti apa-apa, karena mereka tidak pernah serius terhadap kejahatan yang dilakukan Israel.

Kunjungan Ban Ki-moon, tidak akan memecahkan masalah bagi rakyat Palestina, karena para pemimpin dunia, tidak akan pernah serius ketika menghadapi Israel. Dan, Israel tidak pernah mengerti dengan bahasa kata. Wallahu’alam.