Sebuah analisis yang beredar di media massa mengidentifikasi tokoh pilantropis, yang berdarah Yahudi, George Soros, berada dibelakang Wikileaks. Soros yang multi jutawan dan seorang pilantropis dengan lembaganya yang terkenal yaitu Open Society Institute, dicurigai berada dibelakang Wikileaks. Wikileaks yang sekarang mengharu biru tatanan global, terutama AS, dan cenderung memporak-porandakan AS, yang selama ini menjadi ‘soko-guru’ kekuatan ekonomi, politik, dan militer global.
Kawat-kawat diplomatik yang bersumber dari perwakilan diplomatik, kedutaan, dan pejabat resmi AS, semuanya telah dibuka. Ditelanjangi habis oleh Wikileaks. Semuanya yang membaca isi kawat-kawat diplomatik, pasti akan terperangah, melihat para diplomat dan pejabat AS, serta negara-negara yang menjadi sekutu AS, yang tak lain, mereka adalah para pecundang, dan mempunyai pandangan-pandangan yang sangat naif, dan kadang-kadang bertentangan dengan ‘common sense’ (akal sehat).
Memang, apa yang disebarkan oleh Wikileaks ini, benar-benar kedahsyatannya melebihi peristiwa perang Dunia, yang meluluh-lantakkan kehidupan umat manusia. Tetapi, apa yang dilakukan Wikileaks, saat sekarang ini, membeberkan segala perbuatan para penguasa dunia, dan sekutu-kutunya, yang telah berdampak terhadap kehidupan rakyatnya. Kejahatan-kejahatan dan persekongkolan oleh para pemimpin dunia, dibuka oleh Wikileaks.
Misalnya, bagaimana Raja Abdullah dari Arab Saudi, yang terus mendorong agar AS menggunakan kekuatan militernya untuk menyerang fasiltas nuklir Iran, sembari mereka para pemimpin Arab itu, terus ‘kongkow-kongkow’ dengan Israel. Sedangkan Israel memiliki ratusan hulu ledak nuklir yang dapat mengancan kehidupan umat manusia, tidak dipandang sebagai ancaman.
Siapa Soros?
Soros ikut berperan dalam menjatuhkan rezim-rezim otoritarian di hampir seluruh wilayah Eropa Timur. Polandia, Hongoria, Cekoslovakia, Serbia, dan bahkan perubahan politik di Rusia, tak terlepas dari tangan-tangan Soros.
Di Asia tangan-tangan Soros ikut andil menjatuhkan rezim-rezim otoriter. Di Indonesia Soros mempunyai andil dalam mematangkan terjadinya perubahan politik. Soros mendanai sejumlah LSM di Indonesia melalaui Yayasan Tifa, yang mempunyai relasi dengan sejumlah LSM, termasuk dengan Lembaga seperti YLBHI. Mereka merupakan motor perubahan, yang seperti diinginkan Soros.
Lembaga Open Society tujuannya membangun masyarakat yang demokratis, yang toleran, dan membentuk pemerintahan yang terbuka akuntabel terhadap rakyatnya. Open Society Institute telah mencapai misinya secara global. Di mana lembaga ini mendorong kepada kekuatan sosial, melalui lembaga LSM, menciptakan sistem masyarakat yang adil, sistem politik yang adil dan demokratis, dan menghargai hak-hak fundamental rakyat.
The Open Society Institute terus bergerak di setiap negara dengan menggunakan lembaga LSM, yang melakukan affirmasi (penguatan) terhadap kekuatan-kekuatan masyarakat, melalui pendidikan dibidang hukum, pendidikan, kesehatan, dan media masa yang independen.
Dalam waktu yang bersamaan kekuatan Open Society Institute berusaha menguatkan LSM untuk menghentikan korupsi. Lembaga ini memberikan perlindungan (proteksi) kepada kelompok-kelompok marjinal dalam masyarakat. Open Society mulai berdiri tahun 1984, di AS, dan telah berdiri lebih di 70 negara Uni Eropa.
Sekarang Soros yang menggunakan tangan-tangannya mendorong perubahan di AS, sejak luruhnya kekuatan ekonomi AS, dan hancurnya perusahaan-perusahaan besar di AS, termasuk perusahaan Lehman Brothers, yang sudah berumur lebih 150 tahun. Lembaga-lembaga keuangan di AS, gulung tikar, dan perusahaan-perusahaan besar lainnya, terutama dibidang finansial ikut rontok.
Kasus pembocoran kawat-kawat diplomatik melalui Wikileaks ini, merupakan langkah tahapan kedua, sesudah Soros berhasil menghancurkan ekonomi As, sekarang memasuki tahapan berikutnya dibidang politik dan keamanan. Kawat-kawatnya yang dibocorkan belakangan ini hampir semuanya berisi tentang masalah-masalah yang sangat sensitif dibidang politik dan keamanan.
Soros ingin mengakhiri peran AS yang bersifat global. Baik dibidang politik, ekonomi dan militer. Efek pembocoran oleh Wikileaks, kredibelitas AS dibidang politik dan keamanan menjadi hancur, dan kehilangan kepercayaan. Inilah tujuan yang ingin diraih Soros.
Soros ingin mengubah pusat kekuatan global dari AS ke negara Asia. Bukan Eropa. Eropa sekarang ikut mengalami krisis yang hebat. Mulai dari Yunani, merembet ke Irlandia, terus ke Portugal, dan Spanyol. Dampaknya masih belum dapat diprediksi. Tetapi, ini seperti efek ‘domino’, di mana negara Eropa hanya akan menunggu giliran terkena krisis.
George sudah beberapa kali berkunjung ke Indonesia. Termasuk bertemu dengan Wapres Boediono dan Presiden SBY.
Tentu semuanya ini tak terlepas dari kepentingan kaum Yahudi, di seluruh dunia, yang ingin terus merambah ke berbagai negara baru dengan tatanan baru. Sesudah gagalnya tatanan lama. George Soros bukanlah seorang philantropis murni. Tetapi, dia juga mempunyai tujuan-tujuan dan misi yang ingin diciptakan dengan menciptakan sebuah tatanan baru.
Komunis dan Kapitalis sudah berakhir. Soros ingin menciptakan sebuah kehidupan dan tatanan baru, yang berbasis demokrasi yang lebih humantistik secara global, sintesis dari komunisme dan kapitalisme. Apakah terwujud di masa depan tatatan baru? Wallahu’alam.