Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pak Adhi, saya lulusan fakultas hukum universitas swasta terkemuka dengan IPK 3, 6. Memiliki pengalaman kerja di bidang perbankan kurang dari 1 tahun namun bukan di bidang hukum seperti yang saya inginkan. Saat ini saya mencoba mengajukan lamaran untuk bidang HRD ataupun legal staff namun belum juga mendapat panggilan. Bisakah bapak memberikan contoh kongkrit format cv maupun lamaran yang baik karena saya rasa adalah masalah di CV saya, tapi saya belum bisa menemukan di mana letak kesalahannya. Saya mohon sekali saran dari bapak. Terima kasih,
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Saudara AAI yang pandai, jawaban berikut ini berdasarkan pengalaman saya membantu memberikan konsultasi awal seputar lamaran kerja (CV, Surat lamarannya, Photo, Amplop, Lampirannya) sejak tahun 1999. Jadi selama ini saya hampir bisa dikatakan hafal dengan berbagai macam problema seputar membuat lamaran kerja. Sebagai motivator sekaligus praktisi yang Alhamdulillah dibekali pengalaman lapangan (dari berpengalaman menjadi pengacara alias pengangguran banyak acara sampai akhirnya Alhamdulillah saya berhasil diterima kerja sebagai staf tetap secara profesional di perusahaan multi nasional yang pemiliknya dinobatkan menjadi orang ke tiga terkaya di Indonesia), diperoleh kondisi sebagai berikut: ternyata di lapangan bisa dikatakan 90% lamaran kerja yang dibuat pelamar Indonesia bermasalah alias tidak sesuai dengan harapan HRD perusahaan profesional yang secara serius merancang iklan lowongan sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan internal perusahaannya.
Saking sudah berkali – kali berinteraksi dalam kegiatan seminar yang telah mencapai angkatan ke 150 an, saya sebagai Motivator sekaligus praktisi di dunia kerja mendapatkan semacam pola kesalahan yang sama di berbagai tempat dari mereka yang lulus dari berbagai PTN & PTS mulai dari yang paling top di negeri ini sampai ke kampus berstatus di ”Ridhoi” alias kampus legal dari lokasi antah berantah yang sangat tidak ternama apalagi bergengsi, semuanya hampir memiliki kesalahan yang sama.
1. Tentang Surat Lamaran Kerja
Surat lamaran kerja memiliki fungsi utama sebagai pengetuk pintu perusahaan di mana pelamar ingin masuk bergabung di perusahaan tersebut. Selanjutnya surat lamaran kerja yang disarankan tidak berlembar – lembar (idealnya hanya 1 lembar saja) menjadi pegangan hukum bagi HRD bahwa kandidat pelamar resmi menyatakan dirinya ingin melamar kerja ke company tersebut.
Selanjutnya secara umum surat lamaran diharapkan bisa dibaca atau dipahami isinya tidak kurang dari 20 detik, di mana dalam waktu tersebut HRD merasa puas membaca isinya yang sesuai dengan kualifikasi persyaratan yang tertulis secara lengkap & jelas di iklan atau informasi lowongan kerja.
Jadi bagi anda yang ingin mengetahui atau memprediksi apakah lamaran kerjanya pasti diterima atau pasti ditolak, silahkan mencocokan isi surat lamaran kerja anda sesuai sekali atau tidak dengan iklan lowongan & bisa tidak dibaca di bawah 20 detik?
Surat lamaran idealnya cukup terdiri minimal 3 paragraf terdiri dari: Pembukaan, maksud & tujuan melamar, serta paragraf penutup, jika ada penjelasan yang relevan & memperkuat kebutuhan iklan lowongan bisa menjadi 4 paragraf (ini bagian dari kaedah ”di dalam melamar kerja tidak ada rumus bakunya”, akan dijelaskan pada kesempatan lain).
Buatlah surat lamaran seringkas mungkin, to the point tapi sopan (langsung berusaha menjawab kebutuhan lowongan), jangan bertele – tele, punya tujuan yang jelas & relevan, usahakan dibuat sedemikian rupa agar secara langsung HRD bisa melakukan ’scanning’ isi surat & bisa mudah dipahami, misalnya diberi tanda berbeda atau kode tertentu untuk memudahkan HRD memahami isi utamanya.
2. Tentang CV/ Daftar Riwayat Hidup
Seluruh peserta seminar saya yang berjudul “Membongkar Rahasia HRD dalam Menyeleksi Lamaran Kerja“ apalagi alumni peserta training saya yang berjudul “Merancang Lamaran Kerja yang 99% Optimis Diterima Perusahaan Impian“ telah tobat membuat format seperti yang mereka buat selama ini, intinya:
A. Saya menyarankan agar mereka membuat ringkasan diri (resume) mereka sedemian rupa yang isinya menjawab kebutuhan lowongan kerja yang dibuat HRD.
Resume yang dimaksud merupakan hasil pengumpulan seluruh potensi & aset pendukung yang dimiliki pelamar, guna menjawab tantangan di iklan lowongan, yang digarap sedemikian rupa atau diolah sesuai dengan kapasitas masing – masing pelamar sehingga membuat HRD langsung jatuh hati dengan isi resume kita.
B. Berikutnya mereka diminta untuk merancang bukan membuat apalagi cuma modal ’ngeprint’, atau lebih parah lagi cuma modal diphoto copy. Jadi bisa dipastikan, jika mereka melamar ke tiga perusahaan berbeda atau lebih dengan isi format CV/ daftar riwayat hidup yang persis sama, jelas ini menunjukan bahwa pelamar tersebut sama sekali tidak memperdulikan kebutuhan atau kepentingan HRD. Yang sering saya sindir di seminar/ training saya mereka hanya bisa menyusahkan atau menjengkelkan HRD, yang ada di benaknya (persepsinya) adalah silahkan HRD masing – masing menyesuaikan kebutuhannya dengan informasi potensi yang saya miliki, bukan sebaliknya.
Jelas hal ini akan sangat berbeda sekali substansinya, ketika melamar ke tiga perusahaan yang berbeda lalu memberikan tiga resume yang juga berbeda isi & substansinya masing – masing.
Kenapa harus berbeda? Karena jelas, isi lowongan, kualifikasi & perusahaannya berbeda.
Jadi kesimpulannya sekaligus menjawab pertanyaan manja ‘Apakah ada contoh bakunya?‘ atau ‘Dalam membuat resume ada bentuk bakunya?’, jelas konsep pembuatan resume tidak memiliki rumus baku atau standar tertentu yang diwajibkan.
Kenapa bisa begitu? Hal ini karena:
1. Setiap pelamar jelas memiliki situasi & kondisi potensi/ pengalaman/ kehidupan yang berbeda – beda, di sini peranan ’merancang lamaran kerja ’ memiliki makna & arti strategis yang perlu terus mendapatkan porsi latihannya.
2. Iklan lowongan & perusahaan yang membutuhkan juga bisa dipastikan berbeda, misal melamar posisi administrasi di perusahaan kelapa sawit dengan di perusahaan garmen pasti memiliki kebutuhan berbeda dari kaca mata HRD masing – masing, belum lagi jika yang satu perusahaan asing yang satu perusahaan keluarga.
3. Di sini dibutuhkan kejelian memahami isi lowongan kerja sekaligus butuh life skill dalam bentuk kreativitas menjawab tantangan HRD dalam wujud resume yang relevan & solutif (menjawab kebutuhan)
4. Misal iklan lowongannya berbunyi: ‘Lebih disukai yang suka tinggal di luar kota, belum menikah & bersedia di kirim belajar ke Jepang‘, ini berarti kandidat pelamar yang bisa merancang isi lamaran yang menjawab situasi di atas akan mendapat prioritas pertama, sedangkan yang lainnya bisa dipastikan gugur.
Demikian penjelasan umum melalui rubrik ini, bagi yang ingin mengetahui lebih jauh atau mau mengkonsultasikan lamaran kerjanya silahkan anda mengirimkan lamaran kerja anda disertai keterangan sudah berapa lama melamar & bagaimana hasilnya (via email) ke Motivator Dunia Kerja Indonesia Adhi Arisman melalui dua sumber:
1. email: [email protected] (cukup 2 lembar CV nya saja, hitam putih )
2. alamat pos: Graha Buaran Jl. Buaran Elok Raya B-26 Jakarta 13470 (lengkap seperti melamar resmi)
Berdasarkan pengalaman kami selama ini, maka kami hanya akan memberi prioritas kepada mereka yang mengirimkan ke dua sumber di atas (via alamat surat & email), hal tersebut untuk membantu proses pemeriksaan & lebih membantu serta memudahkan kami memeriksa hard copy (aslinya dan fotocopy-annya) satu persatu, sekaligus kami akan memberikan informasi lengkap problema di seputar: Amplop, jenis kertas surat & ukurannya, cetakan & pose photonya, KTP, perangko, jenis tinta & font, serta lampiran – lampiran pelengkap lainnya.
Sebagai bentuk kebangkitan dunia kerja Indonesia serta bagian dari pemberdayaan keseriusan SDM pelamar di negeri ini maka program konsultasi gratis ini hanya ditujukan kepada 100 surat lamaran yang bercap pos bulan Mei 2008 & lebih dulu sampai ke alamat yang dituju serta dilengkapi amplop dan perangko balasan, artinya kami akan serius membantu anda yang memang benar – benar menunjukan sikap serius & bertanggung jawab (anggap saja anda sedang bersaing ketat melamar ke perusahaan bergengsi & terbatas jumlah kandidat yang diterima).
Program konsultasi ini ditujukan kepada para netter yang mengalami hal – hal sebagai berikut:
1. Sudah banyak mengirim lamaran kerja, tapi tidak kunjung dipanggil 2. Sudah kirim lamaran kerja, dapat panggilan, tapi tidak sesuai harapan 3. Sudah dipanggil, tapi masih sering gagal diterima kerja 4. Sudah sering dipanggil tapi prosentase keberhasilannya masih di bawah 99%
5. Sudah bekerja, mau pindah kerja susah banget alias tidak dipanggil – panggil 6. Sudah bekerja & ingin segera pindah kerja keperusahaan impian
Selamat mencoba, saya tunggu surat konsultasi lamaran anda, sebelumnya mohon maaf kepada para netter yang belum sempat kami jawab dikarenakan keterbatasan tenaga & waktu yang kami miliki, semoga Allah SWT berkenan menjadikan seluruh aktivitas kita menjadi manfaat yang memberikan keberkahan di sisa waktu hidup kita, Allahu Akbar! Selamat berusaha, terus bergerak serta senantiasa bertawakkal dan berharap hanya kepada Allah SWT, agar dapat segera diberikan solusi kehidupan yang berkah. Semoga sukses.
Akhir kata saya sampaikan salam perjuangan ”Bangkitlah Dunia Kerja Indonesia, Harapan Itu Masih Ada!”
Wallahu a’lam bishowab,
Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Adhi Arisman,
Motivator Dunia Kerja Indonesia [email protected] Fax: 021-86604657
Catatan:
• Sehubungan sudah banyaknya pertanyaan yang masuk ke konsultasi bersama Motivator Dunia Kerja Indonesia, kami menghimbau kepada para netter agar memasukan pertanyaan yang benar – benar belum pernah ditanyakan, untuk jenis konsultasi yang isinya sejenis/ mirip apalagi sama secara substansi isi, kami menyarankan untuk membacanya terlebih dahulu di konsultasi rekan kita yang lain.
• Buat pembaca lainnya yang ingin mengajukan konsultasi baru, mohon kami dibantu dengan memberikan informasi diri anda secara lebih luas & dalam, misal: latar belakang pendidikan (S1/Diploma/SLTA/SLTP), dari institusi pendidikan negeri/ swasta, umur, jenis kelamin, domisili tinggal, dan atau hal – hal lain yang relevan sebagai variabel yang masih relevan dengan problem yang mau disampaikan sehingga kami bisa lebih berempati dengan situasi & kondisi yang antum sedang hadapi saat ini.
• Bersifat terbuka, tidak gengsi, ingin terus belajar serta mau menyertakan identitas anda secara lebih lengkap menjadi nilai yang berharga buat pembaca lainnya, misal: Saya Adhi Arisman, Laki-laki, Sarjana S1 Trisakti Jakarta, 41 tahun, Menikah dengan 4 orang anak, [email protected]