Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Bpk Adhi, saya ingin bertanya mengenai seberapa penting status pernikahan seseorang saat dia melamar pekerjaan.
Karena saya lihat sering kali perusahaan meminta status "belum menikah" kepada para pelamar. Dan apakah boleh jika pelamar menyembunyikan statusnya yang sudah menikah saat melamar ke sebuah perusahaan yang sebetulnya meminta status single?
Sekian pertanyaan saya, terima kasih untuk kesediaan bapak menjawab.
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Mbak Tias shalihah yang insya Allah disayang keluarganya, dan tentunya oleh Allah juga. Saya coba menjawab kedua pertanyaan mbak Tias:
1. Secara logika, kita bisa coba memikirkan dan membayangkan, coba mbak Tias berperan sebagai pihak HRD sebuah perusahaan, pada umumnya pegawai/ karyawan seperti apa yang diinginkan oleh HRD (terutama karyawan baru)? Selain kemampuan pekerjaan, tentunya yang ”menguntungkan”, seperti bisa bekerja full tanpa memikirkan hal lainnya, cukup digaji yang tidak terlalu besar (cukup untuk memenuhi kebutuhan dasarnya), kalau perlu dapat ditempatkan di luar kota tanpa ada pemikiran dan pertimbangan yang panjang lebar.
Sekarang, untuk hal-hal singkat seperti di atas, apa membedakan seseorang yang sudah menikah dengan yang belum menikah? Ya, tentu ini sangat jauh berpengaruh, misalnya, menurut pandangan orang HRD, bagi karyawan yang masih single, jam kantor yang agak panjang tidak terlalu mengganggu, dibandingkan dengan mereka yang sudah menikah (terutama wanita, terlebih lagi sudah memiliki anak, masih kecil lagi). Untuk masalah gaji, sudah terlihat dengan jelas, kebutuhan 1 orang akan jauh lebih sedikit dan simple dibandingkan dengan kebutuhan satu keluarga. Kemudian untuk masalah penempatan di luar kota, ya ini sudah sangat jelas, pertimbangannya tentu akan sangat banyak, baik untuk pria, apalagi untuk wanita.
Nah mbak Tias, dengan contoh alasan-alasan tersebut di atas, maka sudah bisa dipastikan, tentu akan lebih menguntungkan merekrut karyawan single dibandingkan yang sudah menikah. Kecuali memang di antara sekian banyak kandidat karyawan yang melamar, mereka yang single tidak ada yang bisa memenuhi kualifikasi yang sesuai dengan pekerjaannya (misalnya pengalaman dll), dan kemampuan itu hanya dimiliki oleh kandidat lain (yang ternyata sudah menikah), ya mungkin dengan terpaksa dia lah yang akhirnya bisa diterima, itu pun tentu dengan negosiasi gaji.
2. Kalau sekedar ”menyembunyikan” (artinya: tidak menuliskan) status marital anda pada penulisan surat lamaran dan CV, itu tidak mengapa. Yang tidak boleh adalah anda sudah menikah, tapi anda tuliskan belum menikah, karena ini berarti anda berbohong. Sedangkan segala sesuatu bila sudah diawali dengan kebohongan, tentu tidak akan menghasilkan keberkahan. Tapi satu hal yang perlu anda ingat, seperti yang saya tuliskan di atas, bila persyaratan yang diminta adalah ”belum menikah”, maka sudah tentu pihak HRD akan berusaha sebisa mungkin mendapatkan kandidat yang memang belum menikah. Maka bila kualifikasi anda lainnya kurang sesuai atau anda tidak memiliki keahlian khusus di bidang tersebut, saya sarankan anda tidak berspekulasi dengan tetap melamarnya. Yakinlah, masih ada pekerjaan dan aktivitas lain yang sesuai dengan anda.
Solusi bagi yang sudah menikah, maka usahakan mencari informasi tentang lowongan yang membolehkan seseorang sudah menikah, karena sesungguhnya ada beberapa posisi pekerjaan yang justru mengharuskan atau mengutamakan yang bersangkutan sudah menikah, misalnya posisi bagian keuangan, karena biasanya orang yang sudah menikah lebih tidak mempunyai kecenderungan untuk pindah kerja, dan lebih bisa dipercaya, karena yang bersangkutan sangat menggantungkan hidupnya pada pekerjaan tersebut.
Atau perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan barang-barang yang berhubungan dengan dunia anak-anak, cenderung akan mencari kandidat yang sudah terbiasa dan akrab dengan kehidupan anak-anak. Justru di sini terbukti bahwa perusahaan lebih menyukai kandidat yang sudah berkeluarga. Dan masih sangat banyak lagi posisi pekerjaan lainnya.
Intinya dunia itu tidak selebar daun kelor. Masih lebar dan sangat luas, khususnya bagi mereka yang mampu merubah ancaman dalam dirinya menjadi sebuah peluang yang sanga t berarti.
Selamat berusaha, terus bergerak serta senantiasa bertawakkal dan berharap hanya kepada Allah SWT, agar dapat segera diberikan solusi kehidupan yang berkah. Semoga sukses.
Wallahu a’lam bishowab,
Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Adhi Arisman,
Motivator Dunia Kerja Indonesia [email protected] Fax: 021-86604657
Catatan:
• Sehubungan sudah banyaknya pertanyaan yang masuk ke konsultasi bersama Motivator Dunia Kerja Indonesia, kami menghimbau kepada para netter agar memasukan pertanyaan yang benar – benar belum pernah ditanyakan, untuk jenis konsultasi yang isinya sejenis/ mirip apalagi sama secara substansi isi, kami menyarankan untuk membacanya terlebih dahulu di konsultasi rekan kita yang lain.
• Buat pembaca lainnya yang ingin mengajukan konsultasi baru, mohon kami dibantu dengan memberikan informasi diri anda secara lebih luas & dalam, misal: latar belakang pendidikan (S1/Diploma/SLTA/SLTP), dari institusi pendidikan negeri/ swasta, umur, jenis kelamin, domisili tinggal, dan atau hal – hal lain yang relevan sebagai variabel yang masih relevan dengan problem yang mau disampaikan sehingga kami bisa lebih berempati dengan situasi & kondisi yang antum sedang hadapi saat ini.
• Bersifat terbuka, tidak gengsi, ingin terus belajar serta mau menyertakan identitas anda secara lebih lengkap menjadi nilai yang berharga buat pembaca lainnya, misal: Saya Adhi Arisman, Laki- laki, Sarjana S1 Trisakti Jakarta, 41 tahun, Menikah dengan 4 orang anak, [email protected]