Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Pak Adhi, saya suka bingung, bagaimana cara mencari informasi tentang pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang saya tekuni?
Saya masih kuliah, tapi saya suka berfikir untuk mendapat pekerjaan dengan cepat, sebelum saya lulus. Saya cuma mau minta masukan dari anda.
Terima kasih, Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Mas Wagiman yang sedang berusaha mencari ‘pegangan’, sebelumnya salam kenal dulu ya?
1. Sebenarnya saya ingin berusaha menjawab secara mendalam, hanya mungkin karena mas Wagiman ini termasuk komunitas sibuk jadi nggak sempat memberikan informasi lebih jauh tentang background jati dirinya, misalnya saya jadi ikutan bingung karena bagaimana caranya saya bisa mermberikan informasi pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang mas Wagiman tekuni? Padahal saya baru saja kenal nama alias tidak lebih.
Ngomong – ngomong apa sih yang mas Wagiman sedang tekuni? Apa boleh saya tebak? Jangan ah, nanti malah salah & mas Wagiman jadi kecewa dengan saya.
Selanjutnya saya sedikit tahu, sampean ternyata masih kuliah. Cuma saya belum yakin, sampean kuliah sedang di semester berapa? Kenapa ini saya tanyakan, karena biasanya saran saya biasanya akan sangat disesuaikan dengan kondisi latar belakang masing – masing alias disesuaikan dengan situasi & kondisi yang sedang dialami oleh yang bersangkutan.
Dalam mencari informasi pekerjaan, kita memang harus lebih kreatif dan membuka wawasan seluas-luasnya, apalagi kalau memang bidang pendidikan yang sedang dijalani merupakan bidang yang sangat jarang dan tidak umum, sehingga memang lowongan yang dituju juga merupakan lowongan yang tidak umum, atau spesifik.
Jadi mas Wagiman, tidak bisa misalnya mas Wagiman setiap hari hanya membuka-buka Koran sambil berharap ada lowongan yang “aneh”. Mas Wagiman bisa coba mencari di komunitas yang sejenis, baik di kantor bidang tersebut, atau di website, atau Tanya-tanya, atau di mana sajalah, yang penting jangan diem aja.
2. Tentang keinginan mas Wagiman untuk sesegera mungkin mendapatkan pekerjaan setelah selesai kuliah ternyata ini bukan hanya harapannya mas Wagiman. Nggak usah khawatir, karena hampir semua yang sedang kuliah saat ini juga berfikiran sama, maunya tanpa ada proses berbelit – belit, selesai sarjana langsung kerja & pinginnya gajinya banyak ditambah lagi punya posisi bagus & tidak perlu harus menanggung beban tanggung jawab yang membuat jantung deg – degan.
Kondisi sikap mental seperti tersebut di atas sudah sangat saya hafal, karena saya sudah sering berhadapan langsung dengan para pencari kerja yang sudah berstatus penggangguran dalam jumlah waktu yang sudah terbilang panjang. Tapi biasanya setelah lama mengangur karena berkali – kali gagal diterima kerja, mereka tetap aja PD pingin bisa dapat pekerjaan yang cepat, mudah & bergaji besar.
Saya berdoa suatu saat nanti mas Wagiman berhasil punya kegiatan & sedang membuka lowongan kerja alias sedang mencari tenaga SDM untuk membantu kegiatannya. Coba dibayangkan, kisahnya begini, akhirnya mas Wagiman berhasil mendapatkan 3 orang kandidat tenaga SDM sebagai berikut:
a. Asui namanya: lulus agak lama, IPK pas – pasan, tidak punya pengalaman hidup (apalagi pengalaman kerja di bidang yang dilamar), manja, inginnya segalanya instant tanpa usaha tapi bisa mendapat gaji besar.
B. Bawel namanya: drop out (DO) dari kuliahnya, aktifis organisasi, terbiasa hidup di lapangan, pekerja keras, punya pengalaman kerja sesuai lowongan, bisa menerima penawaran gaji berapapun, siap diajak membuka usaha baru.
C. Cakap nama panggilannya: masih muda, sarjana baru dari kampus tak dikenal, waktu mahasiswa sudah berpengalaman di kegiatan yang sesuai dengan lowongan yang dibutuhkan, orientasi kerjanya belajar atau cari pengalaman bukan menawar permintaan gaji yang tinggi, mudah bergaul, jarang ribut (berfriksi) dengan relasi baru, suka traveling.
Misalnya kondisi yang ada seperti itu, maka dari ketiga kandidat tersebut, pilihan mas Wagiman buat calon stafnya yang bisa dipercaya untuk membantu team adalah siapa? Coba saya tebak, sepertinya mas Wagiman tidak mau memilih di Asui. Alasannya, ya… orang seperti si Asui ini pada akhirnya hanya akan menjadi beban perusahaan yang Cuma nyusahin aja, baik nyusahin rekan kerja, atasan maupun perusahaan secara keseluruhan.
Mudah-mudahan kita memiliki pemikiran yang sama, yaitu kita cenderung akan memilih si Cakap. Alasannya, ya ini sudah jelas sangat bertolak belakang 180ĚŠ dengan di Asui tadi.
Nah, bila anda sudah dapat memilih, berarti anda juga sudah tahu, bagaimana harus bertindak dan tahu apa yang harus dikerjakan agar bisa cepat mendapatkan pekerjaan. Jadi intinya, memang harus ada nilai yang “dibayarkan” atau dikorbankan kalau memang ingin berhasil.
Baik mas Wagiman, demikian jawaban saya, semoga bisa membantu. Selamat berusaha, terus bergerak serta senantiasa bertawakkal dan berharap hanya kepada Allah SWT, agar dapat segera diberikan solusi kehidupan yang berkah. Semoga sukses.
Wallahu a’lam bishowab,
Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Adhi Arisman,
Motivator Dunia Kerja Indonesia
[email protected]
Fax: 021-86604657
Catatan:
• Sehubungan sudah banyaknya pertanyaan yang masuk ke konsultasi bersama Motivator Dunia Kerja Indonesia, kami menghimbau kepada para netter agar memasukan pertanyaan yang benar – benar belum pernah ditanyakan, untuk jenis konsultasi yang isinya sejenis/ mirip apalagi sama secara substansi isi, kami menyarankan untuk membacanya terlebih dahulu di konsultasi rekan kita yang lain.
• Buat pembaca lainnya yang ingin mengajukan konsultasi baru, mohon kami dibantu dengan memberikan informasi diri anda secara lebih luas & dalam, misal: latar belakang pendidikan (S1/Diploma/SLTA/SLTP), dari institusi pendidikan negeri/ swasta, umur, jenis kelamin, domisili tinggal, dan atau hal – hal lain yang relevan sebagai variabel yang masih relevan dengan problem yang mau disampaikan sehingga kami bisa lebih berempati dengan situasi & kondisi yang antum sedang hadapi saat ini.
• Bersifat terbuka, tidak gengsi, ingin terus belajar serta mau menyertakan identitas anda secara lebih lengkap menjadi nilai yang berharga buat pembaca lainnya, misal: Saya Adhi Arisman, Laki- laki, Sarjana S1 Trisakti Jakarta, 41 tahun, Menikah dengan 4 orang anak, [email protected]