Assalamu ’alaikum Wr Wb.
Bapak, nama saya Muhammad Kholil. Saya sekarang sedang kuliah di ma’had aly an nuaimy jl. Seha, Kebayoran Lama, Jaksel, namun sebelumnya saya pernah kuliah di STEI Syari’ah di Surabaya tapi karena biaya tidak mampu saya berhenti pada semester 4. Di Jakarta juga saya bingung soalnya saya gak ada siapa-siapa yang dapat membantu saya. Walaupun orang tua saya masih lengkap, tapi mereka sudah angkat tangan dalam membiayai saya. Saya sudah melakukan komonikasi ke berbagai pihak untuk mencari solusi, namun masih belum dapat solusi. Oleh karena itu saya mengharap solusi terbaik dari bapak. Saya seharusnya bersikap bagaimana untuk mendapatkan biaya yang tiap bulannya Rp 500.000, -? Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamu alaikum Wr Wb
[email protected] at eramuslim.com
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Akhi Muhammad Kholil yang dirahmati Allah SWT, Alhamdulillah saya turut bersyukur kita berdua dan seluruh netter yang sempat diberi rezeki mengetahui apa itu istilah: Kuliah, Semester, SKS, Dosen, Kampus, dan istilah – istilah yang hanya kaum perkampusan yang bisa menikmati sensasinya secara mendalam. Sementara di negeri yang sempat punya ”Kolam Susu” sebagi judul lagunya, dengan syair legendarisnya sebagai berikut:
”Bukan lautan hanya kolam susu,
kail & jala untuk menghidupimu,
tiada badai tiada topan kau temui,
ikan & udang menghampiri dirimu,
Orang bilang tanah kita, tanah surga,
Tongkat, kayu, & batu jadi tanaman, 2X”
Sebuah negeri yang sudah dinyatakan kemerdekaannya sejak 17 Agustus tahun 1945, sampai hari ini masih sangat banyak jumlahnya anak bangsa tercinta yang belum bisa menikmati arti sesungguhnya dari sebuah pendidikan yang bisa mengantarkan kita semua kepada arti sebuah kebebasan.
Izinkan saya bersimpati dengan kondisi yang sedang antum alami saat ini, dan saya juga ikut mengajak seluruh netter (pembaca rubrik ini) untuk ikut terlibat secara emosional, karena ini adalah sebuah kisah kehidupan yang benar – benar menguji keimanan, hanya mereka yang lulus & berhasil menyelesaikan problema ini yang akan mendapatkan medali penghargaan sukses menjadi pemenang, sisanya atau malah kebanyakan yang lain lebih suka memilih menjadi pecundang.
Saat selesai membaca surat antum, pikiran saya melayang membayangkan sosok manusia bernama ’Muhammad’ yang saat itu sedang menjalani kehidupan di usia baru 25 tahun. Di sebuah buku yang sedang saya pelajari isinya, diceritakanlah sebuah kisah sejarah yang monumental & secara pribadi saya cukup terkejut karena di buku tersebut pemuda belia yang sedang bersiap melepas masa lajangnya tersebut berkenan akan memberikan mahar lamarannya sebanyak 100 ekor unta merah yang jika dikonversi nilainya dengan kondisi hari ini maka 1 ekor unta merah = 1 mobil mewah terbaru sejenis BMW, dari kisah ini kita bisa menebak bahwa berapa kekayaan sesungguhnya, jika hanya untuk sebatas mahar pernikahannya saja beliau sudah menunjukan eksistensinya sebagai laki – laki sejati yang menginspirasi (Allahu Akbar! ).
Jadi bisa dibayangkan seorang pemuda yang konon dinyatakan buta huruf alias tidak diberi kemampuan baca tulis apalagi sempat mengenyam pendidikan formal, ternyata telah membuktikan dirinya bukan laki – laki sembarangan alias laki – laki sejati yang kelak saat tugas sucinya sebagai nabi ditunaikan menyebarkan pembelajaran kepada para sahabat, pengikut & orang – orang yang beriman sampai hari ini bahwa ”Tangan di atas lebih mulia dari pada tangan di bawah ”
Saat saya merasakan sensasi keluar biasaan tersebut, pikiran saya melayang – layang kembali, saat ini saya teringat pengalaman kehidupan saya saat saya menjadi ”E” (employee atau pegawai) di perkebunan kelapa sawit yang konon bisa jadi salah satu perkebunan terbesar di dunia, saking luasnya kebun kelapa sawitnya di Indonesia, menjadikan saya harus keliling Indonesia untuk memberikan Training dari ujung utara Sumatra (10 jam perjalanan darat dari kota Medan), sampai menyentuh tanah di Papua (12 jam dari ibukota provinsi di tengah hutan gelap belantara). Yang ingin saya ceritakan kepada seluruh netter yang dirahmati Allah SWT, perusahan ini begitu sangat besar & kaya, tahukah anda siapa gerangan pemiliknya, sebut aja si ”EKA” yang ternyata tidak hanya memiliki perkebunan yang sangat luas, tapi juga memiliki: Pabrik kelapa sawit terbesar, Bank, Pabrik kertas, Perusahaan Asuransi, Kosmetik, sekolah internasional, Properti perumahan mewah, konon ITC – ITC (mangga dua, cempaka putih, Fatmawati, dll), terakhir mereka investasi di telpon seluler CDMA.
Siapakah gerangan pemilik tunggalnya? Dialah peraih julukan orang terkaya ke 3 di Indonesia (2 teratas kurang menarik perhatian saya, karena pemilik pabrik rokok), dialah Bapak EKA CIPTA WIJAYA pemilik tunggal SINAR MAS GRUP.
Lalu apa ibrohnya? Di sinilah kita semua diminta membuka mata, membuka hati & membuka celah peluang yang selama ini kita sumbat sendiri.
Sekitar 2 tahun terakhir saya sedang mempelajari karakteristik perbedaan Pemenang & Pecundang, di seminar saya yang lain dengan judul ”Membongkar Rahasia SUKSES Paripurna”, saya mulai mendapatkan jawaban tentang realitas ”Otak Kaya & Otak Miskin”.
Kembali pada kisah anak manusia si ”EKA CIPTA WIJAYA” tadi ternyata ada kisah sensasional yang mirip dengan kebanyakan kisah anak bangsa negeri ini. Singkatnya begini: ”Pada sebuah perjalanan kehidupan si EKA kecil, orang tuanya pada suatu hari mengatakan sudah tidak sanggup lagi untuk membiayai sekolahnya yang saat itu baru saja lulus SEKOLAH DASAR.
Bayangkan keinginannya untuk tetap bersekolah terhenti oleh takdir kemiskinan yang tidak dapat dielakan, saya percaya kisah ini banyak dialami oleh banyak anak bangsa dinegeri ini baik yang beriman ataupun yang belum beriman kepada allah SWT, tapi saya menjadi tidak percaya kalau semuanya berhasil meraih sukses seperti si EKA, ya karena statistik manusia sukses memang memberikan hasil semakin kepuncak tinggal segelintir manusia kalau tidak dibilang hanya satu the winnernya yang akan berhasil menuju puncak ”SUKSES” paripurna.
Satu lagi saya ragu kalau Bpk Eka Cipta Wijaya mengetahui sejarah Muhammad saw yang masih seumur 25 tahun sudah kaya raya tanpa harus memiliki gelar formal (alias sekolah apalagi kuliah), jadi pasti Eka Cipta Wijaya tidak menjadikan Muhammad saw yang saat itu baru berumur 25 tahun menjadi ibroh inspirasi kehidupannya, lalu bagaimana dengan kita?
Semoga kisah di atas menjadi bagian dari proses penyadaran kita bahwa menjadi perbedaan yang mendasar antara kebiasaannya: PEMENANG dengan PECUNDANG, orang SUKSES dan orang GAGAL. Hati – hati dengan apa yang kita pikirkan, karena itu akan menjadi kenyataan.
Sebagai tambahan renungan silahkan pembaca membuka konsultasi saya dengan Ukhti ”Nyu” dengan judul ”Stress karena menganggur” [kutipannya:……………… ”Dalam kondisi serba kekurangan & serba terbatas mereka berdua menjalani sisa waktu hidupnya dengan menjalani aktivitas sinergi spektakuler, yaitu buyung karena kebutaannya dijadikan penarik gerobak (seperti kuda/ sapi) yang sedang membawa ibu kandungnya duduk manis di dalam gerobak, selanjutnya gerobak yang ditarik oleh si buyung setiap hari, menjalani route berkilo – kilo meter untuk menjajakan (berjualan ) sapu lidi dengan harga @ Rp 5.000, -, hal ini dilakukan bertahun – tahun tanpa ada keluhan & pikiran negatif yang mempengaruhi kehidupan kita.”………………………….. )
Semoga ibroh di atas bisa menjadikan kita pribadi yang tangguh & terus kreatif menggali seluruh potensi yang telah diberikan Allah SWT kepada kita secara personal.
Saya berdoa untuk antum sekalian pembaca rubrik ini termasuk saya diadalamnya, agar Allah SWT berkenan juga untuk memberikan kita kesempatan emas berupa apresiasi keberuntungan yang bisa menjadi bagian penyemangat yang menghasilkan sikap optimis yang memberikan manfaat.
Selamat mencoba, & terus bergerak serta jangan pernah lupa berdoa kepada Allah SWT, agar kita diberi tambahan pengetahuan yang bisa segera merubah peluang menjadi realitas yang bisa kita andalkan, Allahu Akbar.
Selamat mencoba dan senantiasa bertawakkal hanya kepada Allah SWT. Semoga sukses.
Wallahu a’lam bishowab,
Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Adhi Arisman,
Motivator Dunia Kerja Indonesia
[email protected]
Fax: 021-86604657
Catatan:
• Sehubungan sudah banyaknya pertanyaan yang masuk ke konsultasi bersama Motivator Dunia Kerja Indonesia, kami menghimbau kepada para netter agar memasukan pertanyaan yang benar – benar belum pernah ditanyakan, untuk jenis konsultasi yang isinya sejenis/ mirip apalagi sama secara substansi isi, kami menyarankan untuk membacanya terlebih dahulu di konsultasi rekan kita yang lain.
• Buat pembaca lainnya yang ingin mengajukan konsultasi baru, mohon kami dibantu dengan memberikan informasi diri anda secara lebih luas & dalam, misal: latar belakang pendidikan (S1/ Diploma/ SLTA/ SLTP ), dari institusi pendidikan negeri/ swasta, umur, jenis kelamin, domisili tinggal, dan atau hal – hal lain yang relevan sebagai variabel yang masih relevan dengan problem yang mau disampaikan sehingga kami bisa lebih berempati dengan situasi & kondisi yang antum sedang hadapi saat ini.
• Bersifat terbuka, tidak gengsi, ingin terus belajar serta mau menyertakan identitas anda secara lebih lengkap menjadi nilai yang berharga buat pembaca lainnya, misal: Saya Adhi Arisman, Laki- laki, Sarjana S1 Trisakti Jakarta, 41 tahun, Menikah dengan 4 orang anak, [email protected]