Alasan untuk Pindah Kerja dan Memohon Saran

Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Pak Adhi yang terhormat, mengacu pada surat yang dibuat oleh saudara saya sebelumnya. Bila memang perusahaan yang saya bekerja itu memang tidak baik dan bisnisnya tidak sesuai dengan kaidah dan ajaran Islam seperti contoh menghalalkan segala cara. Apakah saya harus bicara jujur kepada perusahaan yang akan merekrut saya bila saya melamar pekerjaan baru? Di dalam hati ini sekarang memang terjadi perang bathin dan saya sudah sampaikan secara lisan kepada pimpinan saya, bahwa saya tidak nyaman dan tidak suka dan hanya terpaksa melakukan tugas itu. Seringkali pada saat sholat saya menangis bila teringat hal tersebut, namun saya tidak bisa langsung keluar bila belum mendapatkan pekerjaan lain. Mohon saran dan masukan dari bapak. Sukron..

Wassalamualaikum Warohmatulohi Wabarukatuh.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Mas Handoko yang dirahmati Allah SWT, semoga perang bathin yang sedang terus berkecamuk bisa segera mendapatkan pencerahan dan segera diberikan jalan keluar oleh Allah untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.

Allah SWT berfirman dalam QS. Ar Ra’d (13): 11, yang artinya: ”…..Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai kaum itu sendiri yang merubahnya…….. ”. Ini artinya apapun bentuk kondisi yang belum sesuai harapan ideal selamanya tidak akan mengalami perubahan yang sesungguhnya jika pribadi yang bersangkutan sama sekali tidak memiliki niat & tekad bulat untuk melaksanakan perubahannya.

Mas Handoko, memang terasa tidak ringan, bila kita harus bekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang membuat diri kita nyaman, apalagi harus bertentangan dengan pola fikir dan prinsip hidup kita, ditambah lagi kita tidak bisa berbuat banyak untuk merubah situasi yang ada.

Sebagaimana diungkapkan oleh Rasulullah saw dalam hadits beliau, bahwa dalam menghadapi suatu bentuk kemunkaran, ada 3 hal yang dapat kita lakukan, yaitu dengan tindakan kita, atau dengan lisan dan mulut kita, atau dengan hati dan itulah kondisi selemah-lemahnya iman kita. Dalam hal ini, walaupun mas Handoko tidak menyebutkan telah berapa lama bekerja di perusahaan tersebut (kaitannya, seberapa jauh kedekatan mas Handoko dengan pihak manajemen atau pimpinan perusahaan), paling tidak mas Handoko sudah melakukan dua hal terakhir, yaitu dengan lisan dan doa (yang diungkapkan dalam bentuk tangisan saat shalat), maka setelah melalui lisan & doa, kini saatnya melakukan ”Action” atau tindakan nyata untuk menunjukan bahwa kita memang memiliki tekad bulat untuk menyudahi problema di atas.

Dimulai dari langkah mudah, mulai kembali berlangganan koran khusus hari sabtu atau minggu yang memuat informasi lowongan kerja & mencari posisi yang cocok dengan kondisi pribadi kita. Selalu bertanya atau menginformasikan kebutuhan pekerjaan baru kepada siapa saja yang sering berinteraksi atau bahkan orang yang baru kita kenal sebentar, berusahalah untuk mendapatkan informasi seluas – luasnya. Manfaatkan teknologi internet, lakukan browsing yang berkaitan dengan informasi lowongan pekerjaan. Dan seluruh aktivitas yang berkaitan secara langsung atau tidak langsung dengan kebutuhan tersebut. Setelah berupaya secara optimal berusaha melakukan tindakan nyata maka sekarang imbangi usaha tersebut dengan kekuatan berdoa atau memohon kemudahan dari Allah SWT.

Tentang perlu tidaknya menyampaikan alasan utama kenapa sampai perlu pindah kerja, penjelasan saya ”Tergantung”, artinya jika penjelasan tersebut memberikan nilai tambah positif bagi HRD perusahaaan yang kita lamar maka lakukanlah, tapi jika justru membuat posisi kita menjadi semakin buruk di mata HRD sebaiknya tidak perlu diungkapkan secara fulgar.

Misal jika company yang anda tuju memiliki semangat moral atau nilai spiritual yang dominan maka penjelasan anda menjadi nilai positif yang mendukung posisi anda. Namun jika company tersebut lebih mengutamakan etos kerja profesional, maka kita perlu memberikan penjelasan yang sesuai & relevan dengan kebutuhan tersebut.

Ada sebuah kisah menarik & mengharukan bathin spiritual saya, pada suatu kesempatan terakhir sebuah proses wawancara di sebuah rekrutmen perusahaan besar (konglomerat) yang pemiliknya dari etnis tertentu & yang pasti bukan dari agama Islam, tersebutlah seorang kandidat pelamar, sebut saja bernama depan ”Jundi” sedang menjalani proses wawancara penting dengan board of director (para petinggi perusahaan yang berkepentingan menentukan pemilihan kandidat yang ingin ditentukan hari itu), saat wawancara sedang berlangsung hangat (kurang lebih 1 jam) tak terasa mendadak secara sayup – sayup terdengar suara adzan berkumandang. Untungnya secara tiba – tiba saja sang pelamar yang sangat berharap bisa lolos dari tahap interview tersebut memotong pembicaraan, sebagai berikut: ”Sebelumnya saya mohon maaf memotong pembicaraan, apakah saya diizinkan untuk meminta waktu barang sejenak untuk minta izin melaksanakan kewajiban saya menunaikan sholat?”, hadirin pewawancara terheran – heran & saling berpandangan, alhasil pemimpin sidang wawancara mengambil alih kendali & memberikan jawabannya: ”Oke, saya mewakili team pewawancara sepertinya juga sudah merasa cukup melakukan penggalian pengenalan diri anda, jadi kami kira sekalian saja proses wawabncara ini bisa segera kita sudahi, anda bisa segera pulang setelah ini, untuk hasil akhirnya nanti staf bagian HRD akan memberi tahukan kepada anda paling lama 7 hari setelah proses ini. Bagaimana, apakah anda juga bisa menerima usul kami?”

Demikianlah akhirnya proses wawancara tersebut disudahi sebelum waktunya, pembaca kasus ini pasti akan bertanya – tanya, kira – kira sejauh mana peluang si ”Jundi” bisa lolos proses ini………

Melalui kisah ini sekalian saya sebagai motivator dunia kerja Indonesia ingin menyampaikan bahwa di seputar dunia kerja kita tidak akan mungkin mendapatkan jawaban yang baku alias situasional atau segala sesuatunya sangat berkaitan dengan segala variabel yang ada di seputar kondisi tersebut.

Misal pada kisah proses wawancara ”Jundi” di atas ternyata realitanya benar –benar di luar dugaan banyak orang, karena 3 hari setelah proses wawancara tersebut si Jundi mendapat panggilan resmi dari perusahaan tersebut untuk menghadap user atau pemakai langsung di struktur organisasi perusahaan tersebut alias resmi diterima bekerja. Saat mendapatkan konfirmasi secara langsung dari salah satu pewawancara diceritakan bahwa salah satu alasan utama Jundi diterima adalah perusahaaan tersebut ternyata sedang mencari orang jujur & dapat dipercaya karena tugas operasional sehari – harinya akan banyak berkaitan dengan nilai – nilai integritas yang membutuhkan kecerdasan spiritual yang bisa dihandalkan. Penjelasan si user adalah sebagai berikut: ”Kami memang sedang butuh orang yang bisa dipercaya atau amanah atau yang memiliki daya kontrol diri yang bisa dihandalkan. Saat berjumpa anda (Jundi) kami sangat memberi apresiasi karena anda adalah tipe manusia yang takut kepada yang Maha Kuasa, sehingga kami merasa cocok dengan integritas anda!”

Untuk proses memilih perusahaan, mas Handoko harus lebih selektif dalam memilih perusahaan, karena kalau tidak, besar sekali kemungkinan masalah mas Handoko yang dulu dialami di perusahaan lama akan terulang kembali, karena pada realitasnya memang banyak perusahaan yang tidak mengindahkan nilai-nilai keIslaman yang benar. Dan mas Handoko juga harus mulai berbesar hati, bila setelah mengetahui siapa dan bagaimana diri mas Handoko, perusahaan yang memang tidak jauh berbeda dengan perusahaan lama, akan langsung menolak, atau tidak menerima mas Handoko sebagai salah satu karyawannya, karena mungkin dianggapnya mas Handoko bisa menjadi masalah atau ganjalan bagi mereka.

Tapi mas Handoko tidak perlu berkecil hati. Yakinlah bahwa masih banyak lapangan pekerjaan yang bersih. Tetaplah berusaha optimal dan membantu agama Allah serta serahkan segala urusan hanya kepada Allah. Maka insya Allah akan memberikan jalan keluar. Saya yakin mas Handoko sangat mampu melakukan hal tersebut.

Demikian jawaban singkat saya, semoga telah dapat mengakomodir apa yang ditanyakan. Selamat berusaha, terus bergerak serta senantiasa bertawakkal dan berharap hanya kepada Allah SWT, agar dapat segera diberikan solusi kehidupan yang berkah. Semoga sukses.

Wallahu a’lam bishowab,
Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Adhi Arisman,
Motivator Dunia Kerja Indonesia [email protected] Fax: 021-86604657

Catatan:
• Sehubungan sudah banyaknya pertanyaan yang masuk ke konsultasi bersama Motivator Dunia Kerja Indonesia, kami menghimbau kepada para netter agar memasukan pertanyaan yang benar – benar belum pernah ditanyakan, untuk jenis konsultasi yang isinya sejenis/ mirip apalagi sama secara substansi isi, kami menyarankan untuk membacanya terlebih dahulu di konsultasi rekan kita yang lain.
• Buat pembaca lainnya yang ingin mengajukan konsultasi baru, mohon kami dibantu dengan memberikan informasi diri anda secara lebih luas & dalam, misal: latar belakang pendidikan (S1/Diploma/SLTA/SLTP), dari institusi pendidikan negeri/ swasta, umur, jenis kelamin, domisili tinggal, dan atau hal – hal lain yang relevan sebagai variabel yang masih relevan dengan problem yang mau disampaikan sehingga kami bisa lebih berempati dengan situasi & kondisi yang antum sedang hadapi saat ini.
Bersifat terbuka, tidak gengsi, ingin terus belajar serta mau menyertakan identitas anda secara lebih lengkap menjadi nilai yang berharga buat pembaca lainnya, misal: Saya Adhi Arisman, Laki- laki, Sarjana S1 Trisakti Jakarta, 41 tahun, Menikah dengan 4 orang anak, [email protected]