Eramuslim – Seorang pekerja bantuan asal Italia, Silvia Romano memutuskan bersyahadat setelah 18 bulan ditahan oleh kelompok yang dituding militan. Perempuan yang sebelumnya korban penculikan dan disandera ini menjadi mualaf karena merasa tenang dan aman selama masa penahanan.
Melansir dari ANSA, Rabu (8/7/2020), Silvia Romano mengatakan sepenuh hati yakin memeluk Islam setelah dua bulan dibebaskan. Dalam Islam, ia merasa menemukan perubahan nasib dalam hidupnya dan ketenangan yang menyelimuti jiwanya.
Pada November 2018, Romano diculik oleh kelompok bersenjata di Kenya. Ia kemudian ditawan oleh kelompok Al-Shabaab Somalia sebelum akhirnya dibebaskan setelah 18 bulan kemudian.
Dalam wawancara dengan La Luce, Romano mengatakan sempat merasa putus asa dengan hidupnya. Namun, ia kemudian menemukan kekuatan iman yang memberi warna baru pada hidupnya. Keadaan seolah berubah dan berkembang baik seiring berjalannya waktu.
Romano dikritik oleh pendukung sayap kanan setelah mempublikasikan keislamannya itu. Seorang anggota parlemen oposisi Liga Nasionalis bahkan memanggilnya “Neo Teroris” di parlemen.
Seorang mantan anggota dewan liga di Veneto bahkan turut mengatakan bahwa wanita itu harus digantung, memicu pertengkaran dengan pernyataan “neo teroris” nya.
Di samping itu, jaksa penuntut telah membuka penyelidikan atas ujaran kebencian berbasis web terhadap wanita berusia 25 tahun ini. Mobil polisi didapati telah berpatroli di jalan tempat ia tinggal.