Kemajuan teknologi akan bermanfaat jika manusia bisa menggunakannya dengan bijak.
Salah satunya adalah media internet yang bisa digunakan untuk meluaskan dakwah. Itulah yang disarankan pemuka Muslim di Brazil, Al-Sadiq Al-Othmani.
Ketua Urusan Agama Islam di Pusat Dakwah Islam Amerika Latin itu mengatakan, karena luasnya negara Brazil, internet bisa menjadi alat yang efektif untuk menyebarluaskan pesan-pesan Islam.
"Internet merupakan salah satu alat kontemporer yang bisa digunakan untuk menyukseskan dakwah," kata Al-Othmani.
"Oleh sebab itu saya mendorong para ulama untuk menyebarkan pesan-pesan dakwah mereka lewat internet, khususnya di negara yang begitu luas seperti Brazil," himbau ulama asal Maroko yang sudah menetap di Brazil selama tujuh tahun itu.
Al-Othmani mengatakan, para da’i kebanyakan mereka adalah tenaga sukarelawan rata-rata membutuhkan waktu dua sampai tiga jam untuk mencapai masjid terdekat di kota-kota tempat mereka tinggal, ketika bertugas memberikan ceramah.
"Kalau masjidnya berada di luar kota, mereka butuh waktu sampai 12 jam untuk mencapai tempat mereka memberikan ceramah," kata Al-Othmani.
Othamani menyarankan agar para da’i menggunakan fasilitas internet untuk berdakwah berdasarkan pengalamannya sendiri ketika berceramah di sebuah masjid di Sao Paulo. Ketika itu, beberapa orang yang hadir memintanya untuk menerjemahkan ceramahnya dan mempostingnya di internet.
"Dan saya melakukannya. Saya memposting ceramah saya di sebuah situs milik seorang anak muda Muslim yang membuat situs Islam bagi masyarakat Brazil. Responnya sungguhn mengejutkan, hit postingan itu mencapai 800.000 hanya dalam waktu satu minggu," tutur Al-Othmani.
"Kami juga kebanjiran surat dan email yang menanyakan seluk beluk tentang Islam dan banyak diantara pengirim pertanyaan yang akhirnya masuk Islam," ujarnya.
Setelah sukses berdakwah di internet, Othmani membuat majalan online sendiri untuk mengenalkan Islam pada masyarakat Amerika Latin. "Sampai hari ini, jumlah pengunjung majalan online itu mencapai 5.000 orang per minggunya," kata Othamani.
Masyarakat Brazil, tambah Othmani adalah masyarakat yang toleran, sehingga kegiatan dakwah di Brazil bisa berjalan efektif. "Komunitas Muslim sangat menikmati suasana toleransi di sini . Mereka bebas menjalankan ibadahnya dan membangun tempat-tempat ibadah," tukasnya.
Menurut Othmani, saat ini ada 120 masjid yang tersebar di seluruh Brazil, ditambah dengan berbagai Islamic Center, organisasi keislaman dan lembaga amal Muslim. Di Sao Paulo, ibukota Brazil, terdapat 10 masjid salah satunya masjid pertama di Amerika Latin yang dibangun tahun 1929.
Data Islamic Brazilian Federation menyebutkan, jumlah warga Muslim di Brazil saat ini sekitar 1,5 juta orang. Kebanyakan Muslim Brazil berasal dari Suriah, Palestina dan Lebanon yang sudah menetap di Brazil sejak Perang Dunia I.
Setelah invasi AS ke Irak tahun 2003, Muslim Irak juga banyak yang mengungsi ke Brazil. Komunitas Muslim di Brazil terkonsentrasi di negara bagian Parana, Goias, Rio de Janeiro dan Sao Paulo. Sebagain kecil menetap di Mato Grosso do Sul dan Rio Grande do Sul.
Apa yang dilakukan ulama Brazil mungkin bisa dicontoh para juru dakwah di Indonesia yang sekarang sedang berpolemik soal pengharaman facebook.
Mengapa tidak memanfaat saja facebook sebagai lahan dakwah? (ln/iol)