Eramuslim.com – Hidayah memang bisa menghampiri setiap orang dengan cara apa saja. Seperti sebuah fakta yang dikisahkan oleh pengajar di sebuah perguruan tinggi Islam di Arab Saudi, saat ditugaskan ke Inggris.
Dikisahkan, ada seorang perempuan tua yang biasa mencuci pakaian para mahasiswa Inggris termasuk pakaian dalam mereka. Tidak ada sisi menarik pada wanita ini, tua renta, dan hidup sendirian. Setiap kali bertemu, dia selalu membawa kantong plastik berukuran besar yang terisi penuh dengan pakaian kotor.
Untuk pekerjaan kasar seperti ini, penghuni rumah jompo ini terbilang cekatan di usia yang sudah terbilang uzur. Di Inggris, masyarakat yang memiliki anggota keluarga lansia biasanya cenderung memasukkan mereka ke panti jompo. Dan tentu saja keadaan miris ini harus diterima kebanyakan para orangtua dengan besar hati agar tidak membebani anak mereka.
Wanita tua biasa dipanggil Auntie, profesinya sebagai petugas laundry justru membuatnya lebih dekat dengan sepak terjang dan liku-liku penghuni asrama yang rata-rata adalah mahasiswa dari luar Inggris.
Sang Bibi paham betul kebiasaan para mahasiswa yang tinggal di asrama ini selain belajar sehari-hari, adalah pergi clubbing sekadar “having fun”. Banyak asrama memiliki bar, cafe, ruang duduk untuk menonton televisi, ruang musik dan fasilitas olahraga sendiri.
Dan salah satu sisi negatif dalam pergaulan anak-anak muda Inggris adalah bila mereka sudah dekat botol miras, biasanya mereka akan mabuk. Dan dapat dibayangkan kekacauan yang terjadi. Muntah di sembarang tempat, dan sebagainya
Saat para penghuni asrama masih dibuai mimpi karena kelelahan habis clubbing semalaman suntuk. Tinggalah sang Bibi memunguti pakaian kotor itu setiap hari. Dan terkadang harus diangkut dari kamar, jauh sebelum mereka bangun dari tidur.
Saat itu asramanya kedatangan penghuni baru yaitu beberapa mahasiswa muslim dari Timur Tengah yang mendapat tugas belajar dari negaranya.
Tampaknya si Bibi ini betul-betul perhatian dengan apa yang dicucinya. Sampai-sampai dia tahu ini pakaian si A, si B dan seterusya. Tidak terkecuali dengan pakaian kotor milik mahasiswa dari Timur Tengah tadi.
Namun saat dilakukan sortir pakaian, ia merasa ada sesuatu yang tidak biasa, karena dari semua pakaian yang dicucinya, hanya pakaian muslim Arab saja yang terlihat tidak kotor, tidak berbau, tidak kumuh dan tidak banyak noda di pakaiannya.
Kejadian langka ini semakin mendorong rasa penasaran si Bibi, Dengan keberanian tinggi, wanita pencuci pakaian itu pun menanyakan perihal baju dan dalaman yang tidak sekotor para mahasiswa lainaya kepada mahasiswi muslim tersebut.
Salah seorang mahasiswa muslim kemudian menjawab, “Kami selalu istinja setiap kali kencing.” sembari menjelaskan tentang apa itu istinja.
Jawaban dan penjelasan mahasiswa muslim itu pun masih memberi tanda tanya dalam benak sang petugas laundry. Sehingga ia kemudian menemui salah seorang dosen beragama Islam yang berasal dari Saudi dan mengajar di Universitas tersebut.
Kepada dosen bernama Doktor Shaleh, wanita itu menceritakan pengalamannya selama bertahun-tahun menjadi seorang petugas pencuci pakaian.
Maka setelah mendengar penjelasan itu, Doktor Shaleh menjelaskan bahwa dalam Islam diajarkan yang namanya konsep kebersihan atau thaharah.
Apa yang dikatakan oleh dosen tersebut membut wanita petugas laundry mulai terpesona dengan Islam karena mengajarkan tentang kebersihan. Ia pun berpikir bahwa ajaran Islam begitu memperhatikan berbagai hal, bahkan yang sangat kecil sekalipun. Baginya agama seperti itu merupakan agama yang luar biasa dan memiliki aturan yang benar-benar dibutuhkan oleh manusia.
Semenjak itu, wanita petugas laundry pun mulai membaca berbagai kajian Islam dan tak hanya tentang thaharah saja. Tak lama kemudian, ia memutuskan untuk mengucapkan kalimat syahadat sebagai ikrar menjadi seorang muslim.
Sontak pemberitaan tentang masuk Islamnya seorang wanita petugas laundry membuat geger para mahasiswa di asrama. Sungguh hidayah yang benar-benar unik dan hanya bisa terasa oleh mereka yang benar-benar ditunjukkan jalan oleh Allah Subhanahu wa taala.
Semoga kisah nyata tersebut semakin menguatkan keyakinan kita untuk mengamalkan setiap ajaran agama, terutama yang berkaitan dengan kebersihan. Karena sesungguhnya awal dari segala ibadah diawali dengan kebersihan. Wallahu A’lam bishshawab.(jk/im)