Semangat Dakwah Seorang Hakim Federal di Brazil

Ia lahir dari keluarga Muslim yang berimigrasi dari Libanon ke Brazil setahun sebelum Mazloum dilahirkan ke dunia. Ia mengaku beruntung lahir dan dibesarkan di tengah keluarga yang mencintai nilai-nilai etika, ilmu pengetahuan dan pendidikan yang menurut Mazloum menjadi kunci suksesnya.

Dakwah "Hijau" Masjid-Masjid di AS

ADAMS Center sudah memulainya dengan menggelar kampanye Proyek Masjid Hijau dan mengajak jamaah masjid untuk melakukan daur ulang, menanam kebih dari 300 pohon, mengurangi limbah pembuangan air dan mengganti lampu-lampu bohlam di masjid.

Antara Narathiwat dan Kelantan

Di kedai telah menunggu Rasyidi, Rasyidi ini pula adalah mantan ketua waimet sebelum Naseer. Di Yala, penduduk nya mayoritas muslim, “tetapi sebelah rel kereta api ini, banyak chino” ujar Naseer menerangkan. “Kalau yang sebelah sini pula muslim semua” jelasnya lagi.

Bras, Jantung Kota Islam di Brazil

Bras adalah kota yang didominasi para pekerja dan menjadi jantung Islam di negara Amerika Latin itu. Seperti kecenderungan di negara-negara non-Muslim, komunitas Muslim di Brazil juga mengalami peningkatan yang cukup pesat. Selama satu dekade terakhir, jumlah populasi Muslim meningkat dari ratusan ribu orang menjadi 1,5 juta orang dari 190 juta total jumlah penduduk di negeri Samba itu.

"Pengalaman Hidup Yang Pahit, Betul-Betul Membuat Saya Belajar …"

"Saya membaca tentang Yudaisme, Budha, agnostisisme, Hindu dan Kekristenan serta berbagai sekte dalam keagamaan. Semuanya tidak memuaskan akal sehatnya. Saya tidak tertarik membaca tentang Islam karena semua yang saya dengar tentang Islam cenderung negatif. Tapi akhirnya saya mencari-cari informasi tentang Islam sebagai opsi terakhir saya untuk berusaha menemukan jawaban yang logis dari pertanyaan-pertanyaan saya," papar Espin.

Sersan Fahad Kamal, Menjadi Seorang Muslim Sekaligus Menjadi Tentara AS

Kamal mengaku tidak khawatir akan terjadi aksi balasan terhadap para prajurit AS yang muslim paska insiden Fort Hood, seperti yang dilontarkan Kepala Staff Angkatan Bersenjata AS, Jenderal George Casey. Kamal merasa tidak pernah mengalami tindakan diskriminatif selama ia bertugas di kemiliteran AS. Ia bahkan menilai sikap toleransi terhadap Islam di kalangan tentara, lebih besar dibandingkan sikap publik pada umumnya.