Kurangnya sumber daya imam masjid menambah masalah yang dihadapi kaum Muslim di Las Vegas.
“Ada dua saudara kami yang belajar secara otodidak. Mereka bukan imam resmi yang telah belajar di madrasah atau perguruan tinggi Al-Qur’an,” Yusufzai mengatakan.
Salah satu dari mereka adalah penjual roti di kasino, membuat kue-kue, dan juga bekerja pada sebuah pabrik bagel. Yang satunya lagi bekerja sebagai kurir dan pengemudi taksi.
Hidup di tengah-tengah kota penuh dosa, Yusufzai belajar untuk tidak dengan mudah menghakimi orang lain.
“Muslim lain bertanya tentang perasaan saya terhadap bartender dan pekerja kasino yang ikut shalat berjama’ah di masjid ini …”
“Saya katakan kepada mereka, kita semua akan menemui ajal kita masing-masing. Saya tidak bisa menghakimi orang-orang tersebut.”
“Meski begitu, saya katakan kepada mereka bahwa apa yang mereka lakukan itu salah, tapi saya tidak bisa menghentikan seseorang untuk melakukan sesuatu. Amerika Serikat adalah rumah bagi Muslim minoritas, antara 6 sampai 8 juta orang.” Yusufzai menjelaskan.
(islamonline)