Kondisi saat ini beberapa komunitas Muslim di Amerika Serikat alami ketakutan serangan balasan sebagai dampak tuduhan yang tidak masuk akal untuk komunitas muslim dari kejadian pemboman di Boston kemarin.
Peran Pemimpin AS dan media dunia seharusnya berhati hati menyalahkan secara sepihak terhadap Muslim dalam kasus ini, dan janganlah memberikan statemen tuduhan tuduhan palsu seperti sering terjadi sebelumnya, seperti di beberapa tragedi masa lalu.
Muslim awalnya disalahkan atas pemboman Oklahoma City di tahun 1995.
Politisi AS secara sepihak menghubungkan pengeboman tersebut dengan komunitas muslim dan segera membuat kebijakan reformasi imigrasi yang lebih ketat terhadap pendatang yang berasal dari negeri muslim.
Untuk menghindari kejadian serupa, tidak lama setelah realitas pemboman Marathon Boston ini, aktivis Muslim di AS mulai mengirimkan rilis berita, tweets dan pesan Facebook , menganjurkan bantuan bagi para korban – dan mengutuk siapapun yang berada di balik serangan mengerikan.
Kelompok Muslim AS menyadari , bila setelah tempat kejadian kembali normal dan dibersihkan sekitar Copley Square, maka berdasarkan pengalaman yang lalu , beberapa pihak warga AS akan segera menunjuk jari menyalahkan ke arah mereka (Komunitas Muslim).
Nihad Awad, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam , bergerak cepat untuk membangun opini, dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, bahwa “Muslim Amerika, seperti orang Amerika dari semua latar belakang, mengutuk keras terhadap serangan bom hari ini terhadap peserta dan penonton dari Maraton Boston. ”
“Kami juga menyerukan penangkapan cepat dan hukuman bagi pelaku,” tambah Awad, , pernyataan dari Muslim Public Affairs Council . Ia juga menyerukan “kita semua sebagai orang Amerika untuk dapat bekerja sama untuk menggiring mereka yang bertanggung jawab atas tragedy ini ke meja pengadilan.”
Namun mereka menyadari bahwa sudah ada gelombang rumor untuk memerangi mereka. Mereka telah melihat itu seperti pada tragedi Oklahoma sebelumnya. Banyak warga AS meyakini dan menuduh umat Islam berada di balik pemboman pada tahun 1995 di Oklahoma City, tuduhan itu berlangsung hingga terbuktinya Timothy McVeigh ternyata ialah pelaku pengeboman Oklahoma .
Pada Senin sore, New York Post harus menarik berita yang melaporkan bahwa polisi menyelidiki tersangka Saudi dalam tahanan. Kemudian melaporkan bahwa apartemen milik warga Saudi dekat Boston telah digeledah juga.
“Diskriminasi terhadap Muslim telah menjadi dinamika yang nyata di Amerika Serikat,” kata Christina Warner, direktur aliansi antar agama Muslim, Yahudi dan Kristen . “Kita sudah melihat beberapa laporan palsu mengidentifikasi pelaku sebagai individu berwarga Saudi padahal saat itu dia masih berstatus saksi.” (Dz/USAToday)