Enam bulan yang dijalani Barbara tidaklah mudah. Karena dia membaca terjemahan Al Quran dengan hati-hati dan dia mencari tentang perbedaan dan argumen. Serta bagaimana untuk mematahkan argumen negatif mereka dan dia menemukan sisi lain dari kepribadiannya dialah Barbara, orang yang percaya pada pencipta-Nya.
“Saya mencoba membaca Al Quran dan untuk memahaminya saya memiliki pengetahuan sebelumnya tentang Kristen Katholik di mana saya menemukan begitu banyak hal yang tidak logis itu sebabnya saya meninggalkannya,” kata dia.
Ingat di hari ketika dia membaca Al Quran untuk pertama kalinya dan ingat bagaimana Allah berbicara langsung dengan Barbara melalui ayat-ayat-Nya dalam Al Quran, itu adalah perasaan yang amat sangat menyenangkan dan sangat emosional pada saat yang sama bagi wanita 24 tahun itu.
“Ketika saya membaca Al Quran walaupun saya orang yang kuat saya jarang menangis dan saya tahan penderitaan dan saya mendukung orang setelah saya membaca Al Quran dan mulai mendekat untuk membantu orang saya merasa bahwa saya adalah milik Allah dan inilah yang saya rasakan saat ini dan saya adalah hamba Allah saya merasa sangat kuat kita mungkin kuat tapi kita bukan apa-apa tanpa Allah bersama kita,” jelasnya.
Barbara menjadi semakin yakin bahwa Allah adalah Tuhannya dan dia tidak ada apa-apanya di hadapan Allah, dan tanpa Islam hidupnya tidak berarti. Setelah itu, Barbara diketahui bersaksi (membaca syahadat) di depan publik di sebuah masjid melalui bimbingan seorang imam. (viva)