Saat itu kakaknya belum mendengar kalau Ryo sempat pingsan dipukul orang. Baru dua hari setelah peristiwa pemukulan atau sehari setelah Ryo melihat kakaknya salat, kakak Ryo diberitau temannya bahwa Ryo dipukul orang.
Kakak Ryo menemui dan menasehati adiknya. “Jika kamu meninggal dunia saat dipukul, kamu akan menjadi orang yang merugi. Kamu akan mendapatkan siksa kubur dan diazab di neraka jahanam. Allah masih sayang kepadamu. Allah masih beri kesempatan kepadamu untuk bertaubat.”
Rupanya nasihat demi nasihat yang disampaikan kakak Ryo menghasilkan buah yang manis. Ryo pun berpikir, hatinya melembut, dan dia mengucapkan dua kalimat syahadat untuk masuk Islam.
Hijrah Ryo di jalan Islam
Suatu hari kakak Ryo pergi ke tempat fitnes untuk berolahraga. Ia berkenalan di sana dengan dua pemuda muslim asal Lebanon dan Afganistan warga negara Australia. Kakak Rio diundang makan oleh sahabat barunya itu dan diperkenalkan dengan komunitas muslim di Melbourne.
Ryo pun diajak kakaknya untuk berkenalan dan aktif di masjid. Ryo dan kakaknya baru pertama kali salat di masjid, tidak terkira rasa gembira dan haru menyatu di hati kedua mualaf ini.
Ryo mengatakan, “Ukhuwwah Islamiyyah (Persaudaraan Islam) merupakan ciri khas Islam yang tidak dimiliki oleh agama lainnya di dunia ini. Jika kami baru pertama kali berjumpa dengan saudara seiman, kami merasa seperti sudah saling mengenal sejak kecil. Cepat sekali akrab dan masing-masing merasa bahwa saudara seiman merupakan bagian dari anggota keluarga kita.”
Setelah masuk Islam, Ryo meninggalkan sahabat-sahabatnya yang buruk kelakuannya. Teman geng Ryo, orang Vietnam juga masuk Islam. Tapi ia tidak meninggalkan teman-teman buruknya. Akibatnya ia tetap melakukan kebiasaan buruk, tidak bisa lepas dari jeratan dosa yang merusak akal juga kesehatan tubuhnya dan membuat noda-noda hitam di hatinya semakin pekat.