Sam kemudian bercerita bahwa keputusannya menjadi seorang mualaf semakin bulat di tahun 1987. Pasca tragedi 9/11 di WTC, Sam fokus memberi dukungan kepada umat muslim yang acapkali menjadi korban Islamophobia.
Dia juga berdakwah kepada sesama mualaf dan umat muslim lainnya, terutama di momentum masa liburan dan bulan Ramadan.
Dalam kesempatan ini Sam juga berbagi cerita mengenai kehidupannya sebelum ia memutuskan menjadi mualaf. Dulunya Sam adalah seorang Disk Jockey (DJ) dan pengendara motor gede. Namun terkadang musik juga membuatnya tidak tenang dan temperamental. Hingga akhirnya ia meninggalkan dunia DJ dan beralih menjadi sopir truk.
Sebagai sopir truk, Sam juga merasakan bagaimana indahnya persaudaraan dalam islam yang sebelumnya belum pernah dia temukan di tempat lain. Ketika ia merasa kesepian di perjalanan, rasa itu akan berakhir disaat ia bertemu dengan umat muslim lainnya.
Sam menyatakan ketika seorang Muslim lain melihatnya sedang atau setelah melakukan wudu, ia selalu mendapatkan salam, pelukan, senyum dan bahkan makanan dari saudara sesama muslim. (Okz)