eramuslim.com – Sally berasal dari keluarga Filipina penganut Katolik yang taat. Ia dididik dengan nilai-nilai dan tradisi ajaran Katolik. Pada usia 15 tahun, Sally masuk biara dan bahagia menjalani kehidupan sebagai biarawati.
“Saya bahagia karena saya bisa melaksanakan tugas-tugas saya sebagai biarawati dan orang-orang di sekeliling saya, termasuk keluarga juga bahagia melihat saya,” ujar Sally.
Hingga datang suatu masa ketika Sally mulai bertanya pada dirinya sendiri, setiap malam, “Apa yang saya lakukan di dalam biara ini?” Ia jadi sering pergi ke sebuah kapel kecil dan sederhana dan berdiam diri di sana. Di dalam kapel, Sally mulai mempertanyakan apakah Tuhan benar-benar mendengarnya, karena dalam ajaran Katolik yang ia tahu, disebutkan bahwa Tuhan hadir dalam acara-acara sakramen.
“Pikiran saya dipenuhi oleh pertanyaan. Mulai ada keraguan khususnya tentang realita Yesus Kristus. Tapi saya tidak punya keberanian untuk menanyakan pada pendeta atau teman-teman biarawati lainnya. Saya terlalu takut mereka akan menentang pemikiran saya,” kata Sally.
“Jadi saya biarkan saja semua keraguan saya menggantung. Saya bahkan membiarkan diri saya mengucapkan sumpah pertama saya sebagai biarawati, dan saya terus memperbaruinya setiap tahun sampai selama 10 tahun ! Hingga sampai pada satu titik saya tidak tahan lagi melakukan kaul kesucian dan kemiskinan, mengakui Yesus Kristus sebagai pilihan dan mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan dan anak Tuhan … Saya berdoa lebih keras lagi, meminta petunjuk pada Tuhan agar menunjukkan jalan yang benar,” papar Sally.