“Beberapa kali, teman-temanku mengajak untuk sholat Tahajud bersama. Aku benar-benar menikmati shalat Tahajud itu,” ujar dia menjelaskan.
Setelah lulus sekolah menengah, dia pun kembali ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan. Sejak menjadi Muslim, dia berusaha untuk terus belajar Islam untuk mening katkan pengetahuan dan pemahamannya.
Jamila mengakui bahwa sulit untuk mengetahui banyak hal tentang Islam karena dia berasal dari latar belakang non-Muslim dan tinggal di daerah dengan sedikit Muslim. Apalagi, di kampus, semua orang minum alkohol, pesta, dan berbicara tentang kehidupan seks mereka.
Meski di kampus pergaulan sangat bebas, Jamila tidak pernah mengikuti gaya hidup kawan-kawannya itu. Dia yakin bahwa hal tersebut bertentangan dengan Islam dan kehormatannya sebagai seorang gadis.
Di kampus, dia satu-satunya wanita berjilbab sehingga hampir semua orang pasti mengenali dia meski belum pernah bertegur sapa. Namun, seluruh warga kampus sangat menghormati gaya berpakaian dan agama Islam yang diyakininya.
Beberapa di antara mereka pun memiliki keingintahuan terhadap Islam dan sering bertanya kepada Jamila. Apalagi, banyak di antara mereka belum pernah bertemu dengan teman Muslim. Beberapa juga ada yang ingin memutuskan untuk memeluk Islam. Dengan kemampuan yang masih terbatas, dia berusaha membantu sepenuh hati dan mendukung pilihan mereka.
Sejak menjadi Muslimah, Jamila menghadapi tantangan berat untuk mendalami Islam. Tantangan itu berasal dari lingkungan sekitar dan keluarga sendiri. Saat ini, dia terus mempelajari Alquran. Waktu luang diisinya dengan mendengarkan tadarus Alquran melalui video di internet. (rol)