Seperti muslim lainnya, Husain Abdullah menyambut datangnya bulan Ramadan dengan antusias. Meski bulan Ramadan kali ini akan menjadi Ramadan yang penuh tantangan baginya karena bertepatan dengan muslim pertandingan sepakbola Amerika (American Football).
Abdullah adalah pemain sepakbola ala Amerika yang memperkuat tim Vikings dari Minnesota. Bulan ini ia harus berlatih keras demi kemenangan timnya. Tapi sebagai seorang muslim yang taat, Abdullah menyatakan bahwa ia akan tetap menjalankan puasa Ramadan.
“Saya menempatkan Allah Swt di atas segalanya, tak ada satu pun yang lebih penting di atas agama saya. Agama ini bukan sekedar apa yang wajib saya lakukan, tapi ini adalah pilihan saya. Jadi, saya akan berpuasa selama Ramadan,” ujarnya mantap meski ia harus tetap berlatih di tengah udara yang panas pada saat Ramadan.
Beruntung, tim Viking memberikan dukungan pada Abdullah. Pihak manajemen Vikings menyatakan akan memberikan komposisi makanan yang dibutuhkan selama Abdullah menjalankan puasa. “Tahun lalu, Ramadan jatuh pada awal September dan kami melihat ada penurunan dalam performanya. Kami bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan Husain Abdullah, ia kelihatan seperti tak punya semangat,” kata pelatih Vikings, Brad Childress.
Untuk menghadapi Ramadan tahun ini, Abdullah berkonsultasi dengan ahli gizi tim sepakbolanya untuk menentukan asupan makanan dan minum bagi Abdullah selama Ramadan nanti. Ahli gizi tim Vikings ingin memastikan bahwa Abdullah cukup mendapatkan kalori sebagai sumber energi dan menjaga staminanya, serta tidak mengalami dehidrasi.
“Tahun lalu, Abdullah mempersiapkan segalanya sendiri, sekarang kami akan membantunya menyiapkan makanan yang dibutuhkan saat berbuka dan sahur. Ia pemain yang berbakat dan pemain andalan di tim ini,” sambung Childress.
Dalam musim pertandingan tahun lalu, Abdullah mengalami cedera di bagian punggung dan panggulnya yang membuat perjuangannya untuk bisa turun ke lapangan lagi bertambah berat. Latihan keras harus dijalaninya untuk menghadapi musim pertandingan tahun ini.
Abdullah yang menghabiskan masa kanak-kanak dan remajanya di Pomona California beradal dari keluarga besar. Ia memiliki tujuh saudara lelaki dan empat saudara perempuan. Kakak Abdullah, Hamza, juga pemain nasional sepakbola Amerika. Sejak usia 7 tahun, Abdullah sudah mulai berpuasa Ramadan.
“Saya selalu berusaha untuk menjaga kebiasaan itu. Sekarang, saya senang karena Islam sudah mendapatkan tangapan yang lumayan positif,” kata Abdullah.
Selain Abdullah, sejumlah atlet muslim di AS juga berpuasa saat Ramadan meski tetap harus menjalankan aktivitas latihannya setiap hari. Salah satunya adalah bintang bola basket NBA, Hakeem Olajuwon. “Saya meliihat diri saya selalu bersemangat dan penuh energi. Ketika saya berbuka saat matahari terbenam, seteguk air rasanya nikmat sekali,” kata Olujuwon dalam bografinya yang dimuat di situs NBA.
Situasi berbeda mungkin harus dialami oleh para pemain sepakbola muslim di Jerman. Bulan Juli kemarin, para pejabat organisasi sepakbola Jerman menyatakan bahwa seorang pemain sepakbola muslim boleh tidak puasa ketika harus bertanding saat bulan Ramadan. Pernyataan itu didukung oleh salah satu organisasi muslim di Jerman yang beralasan bahwa kelonggaran tidak puasa itu dilakukan jika si pemain terikat kewajiban berdasarkan kontrak bertanding yang menjadi satu-satunya sumber nafkah baginya dan jika puasa akan mempengaruhi performanya saat bertanding. (ln/isc/afp)