Islam di negeri tango semakin meningkat. Menurut catatan The CIA World’s Fact Book, pada tahun 2004, dari total penduduk Argentina yang mencapai 39.144.753 jiwa, hanya dua persen yang memeluk Islam, yaitu sekitar 782.895 jiwa, selebihnya adalah pemeluk Katolik Roma, Protestan, dan Yahudi. Sedangkan Katolik Roma, merupakan agama mayoritas di negara yang terkenal dengan tarian tangonya itu.
Kendati demikian, menurut laporan salah satu harian di Argentina, Clerein, warga Argentina yang baru masuk Islam sekarang ini bertambah menjadi 900 ribu orang. Dan, jika kaum imigran Muslim yang ada di sana dijumlahkan secara keseluruhan, bisa mencapai lebih dari tiga juta orang. Sehingga, estimasi populasi Muslim di Argentina meningkat dari yang semula 700 ribu kini menjadi lebih dari 3.000.000 jiwa.
Melihat fenomena ini, maka muncul Ide pembangunan pusat kebudayaan Islam. Hal ini berawal ketika Presiden Argentina (Carlos Menem) yang konon memang mempunyai kakek seorang muslim, berkunjung ke Saudi Arabia pada tahun 1992. bertemunya Menem dengan Raja Fadh melahirkan sebuah kesepakatan untuk membangun Pusat Kebudayaan Islam di Argentina. meskipun pada awalnya rencana pembangunan menimbulkan pro dan kontra dari sekian juta penduduk Argentina. Namun pada akhirnya proyek pembangunan Pusat Kebudayaan Islam ini pun resmi dibangun pada tahun 1995 dan selesai di tahun 2000 yang dikenal dengan nama King Fadh Islamic Cultural Center.
Hingga kini King Fadh Islamic Center menjadi kebanggaan setiap muslim di Argentina.
Salah satu keunikan dari King Fadh Cultural Center yakni dibangun di antara pusat pertokoan dan apartemen mewah, yang menjadikannya sangat menarik. Dengan bangunan bergaya Timur Tengah yang sangat khas King Fadh Cultural Center pun dapat dijadikan sebagai pusat studi islam di Argentina.
Raja Fahd, (Raja Arab Saudi) pun juga menyumbangkan US $ 40 juta untuk pembangunan masjid yang juga terletak di kompleks King Fadh Cultural Center dengan luas sekitar 20 ribu meter persegi pada tanah yang diberikan oleh pemerintah negeri Tango yang seluas 34 ribu meter persegi. Luasnya halaman masjid mungkin hanya bisa dikalahkan lapangan bola di Buenos Aires, ibukota dengan penduduk penggila sepakbola di Amerika Latin. Masjid di Argentina tersebut terbilang lengkap dengan sebuah perpustakaan, dua buah sekolah dan taman yang indah.
Sebuah Masjid di Argentina di mana sebagian besar Muslim Argentina berkumpul. Sekarang umat Muslim negara Amerika Latin tersebut terutama para wanita sudah tidak perlu cemas akan adanya pelecehan terhadap kaumnya karena Argentina telah memberlakukan undang-undang yang memberikan kebebasan untuk mengenakan jilbab.
Inilah masjid terbesar, megah, dan sangat indah sekaligus menjadi kebanggaan umat muslim di negeri yang begitu tersohor dengan jagoan sepakbola Maradona dan Lionel Messi. .
Masjid itu terletak di kawasan Kompleks Pusat Kebudayaan Islam Raja Fahd atau Centro de Estudios Islamicos King Fahd, di Boenos Aires, Argentina. Di antara pertokoan yang sangat besar, Le Parc Tower, dan apartemen bergengsi tempat Maradona serta para selebriti negeri ini tinggal.
Arsitekturnya bergaya Islam yang dipadukan dengan arsitek modern. Sang arsitek, asal Arab Saudi, Zuhair Faiz, sengaja mendesainnya untuk menghadirkan nuansa Timur Tengah di Argentina.
Masjid megah bergaya Timur Tengah ini sangat menarik perhatian pengunjung. Setiap harinya, masjid ini tidak pernah sepi peziarah. Baik dari kawasan setempat, maupun mancanegara. Sambil menunggu waktu untuk shalat berjama’ah, sebagian pengunjung ada yang khusyu’ berdzikir, tapi tidak sedikit juga yang melihat-lihat keunikan dan kemegahan masjid.
Pembangunan masjid ini dimulai sejak tahun 1998, menghabiskan dana sekitar 20 juta dolar AS (Rp 200 miliar). Setelah dua tahun berselang, Masjid Pusat Kebudayaan Islam Raja Fahd, Boenos Aires, menampakkan kesempurnaan sebagai tempat peribadahan utuh, dan diresmikan pada hari Senin 25 September 2000 oleh Presiden Argentina Ferdinando de la Rua. Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Abdullah bin Abdul Aziz Al-Saud juga menghadiri peresmian itu bersama rombongan, yang terdiri dari anggota keluarga kerajaan dan kabinet kerajaan, kurang lebih sebanyak 250 orang.
Pembangunan ini terselenggara atas kerja sama pemerintah Argentina dengan Arab Saudi. Konsep pembangunan pusat kebudayaann Islam ini muncul saat Presiden Argentina kala itu, Carlos Menem, berkunjung ke Arab Saudi pada tahun 1992. Pertemuan presiden berkebangsaan Syiria dengan Raja Fahd dari Arab Saudi itu menginspirasi pembangunan pusat kebudayaan Islam di Argentina.
Raja Fahd serta beberapa pengusaha dari Arab memberikan bantuan dana sebesar 15 juta dolar (Rp 150 miliar), sedangkan pemerintah Argentina sendiri menyumbang 10 juta dolar (Rp 100 miliar) dan lahan milik kota Boenos Aires seluas 34 ribu meter persegi di kawasan Palermo.
Masjid yang kerap disebut “Masjid Raja Fahd” ini memiliki kapasitas 1.200 jama’ah laki-laki dan 400 jama’ah perempuan.
Selain masjid, pada Kompleks Pusat Kebudayaan Islam Raja Fahd juga terdapat perpustakaan, sekolah Islam tingkat SD dan SMP, pesantren dengan asrama untuk 50 santri, auditorium, apartemen bagi para imam, dan tak lupa taman dan area parkir yang luas.
Dengan berbagai fasilitas lengkap tersebut, tempat itu menjadi begitu semarak dengan ritus keIslaman. Setiap pagi dan sore, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) mengadakan kelas belajar Al-Qur’an dan bahasa Arab untuk umum.
Pengelola masjid juga bekerja sama dengan organisasi dunia Islam, mengadakan pendidikan singkat sejenis pelatihan untuk mengenalkan sosok Nabi Muhammad SAW kepada masyarakat Argentina. Adalah Kedutaan Arab Saudi di Boenos Aires yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan program ini.
Sementara perpustakaan dibuka setiap hari untuk umum mulai dari jam 10.00 sampai jam 17:00 waktu setempat. Masjid dan kawasan tersebut terbuka dan gratis untuk kunjungan dari pengunjung dengan menggunakan pengantar bahasa Spanyol pada hari Senin, Rabu, Jum’at, Sabtu, dan Minggu. Bahasa Inggris digunakan hari Selasa dan Kamis.
Dengan waktu kunjungan sekitar 45 menit, pengunjung dipandu oleh pengelola untuk menikmati kemegahan masjid, pelataran bagian dalam, perpustakaan, taman yang asri, dan ruangan lain. Masjid dan Pusat Kebudayaan Islam ini juga melayani permintaan kunjungan khusus.
Secara resmi Kompleks Pusat Kebudayaan Islam Raja Fahd ditutup untuk umum pada hari-hari besar Islam. Meskipun demikian, pengunjung muslim setempat tentu saja diizinkan untuk berkunjung dan bergabung mengikuti kegiatan yang diselenggarakan panitia.
Kebanyakan orang Argentina menyebut keturunan Arab atau muslim di sana sebagai keturuan Turkos atau Turki, tanpa peduli negara asal mereka sebenarnya. Hal tersebut didasarkan pada fakta bahwa kebanyakan muslim yang ada di Argentina merupakan imigran dari Syria, Armenia, dan Lebanon, kawasan yang pernah menjadi wilayah kekuasan Imperium Utsmaniah, yang kini menjadi Turki.
Di antara imigran Arab yang terkenal adalah keluarga Menem, yang berasal dari Syria dan pemeluk Islam. Mantan Presiden Argentina, Carlos Menem, adalah salah satu keturunan keluarga imigran Syria ini. Meski leluhurnya adalah pemeluk Islam, ia sendiri seorang penganut Katholik Roma. Karena faktor agama inilah, Carlos Menem diizinkan untuk ikut mencalonkan diri sebagai presiden Argentina. Dalam aturan konstitusi yang berlaku, presiden Argentina haruslah seorang pemeluk Katholik Roma. Namun, aturan ini dihapuskan dalam reformasi konstitusi tahun 1994.
Masjid Raja Fahd itu dapat dilihat jelas dari lapangan Polo, kawasan Palermo, Boenos Aires, ibu kota Argentina. Kompleks itu menjadi salah satu pusat Islam terbesar di kawasan Amerika Latin.
-Dani Fitriyani-