Eramuslim.com – Aisha Canlas, asal Filipina, menemukan Islam setelah merasakan keindahan suara azan yang dikumandangkan di sebuah masjid dekat rumahnya di Manila. Canlas selalu merasa tenang dan damai ketika mendengar suara azan. “Saya selalu memejamkan mata dan merasakan ketenangan dan kedamaian dalam hati meski saya tidak tahu arti kata-kata dalam azan itu,” kenang Canlas seperti dilansir OnIslam.net(24/4).
Namun saat itu tidak terpikir untuk mencari tahu tentang Islam, apalagi memeluknya. Dia hanya suka mendengar suara azan. Canlas kemudian memutuskan bekerja di Arab Saudi, berharap bisa memberikan masa depan yang lebih baik untuk keluarganya.
Sebelum berangkat, Canlas belajar banyak tentang budaya Timur Tengah. Dia tak ingin mengalami syok akibat perbedaan budaya dan untuk memudahkannya bergaul di tempat dia bekerja.
“Saya belajar tentang budaya dan negara Saudi secara keseluruhan, mulai dari bahasa hingga tentu saja agamanya. Saya penasaran tentang Islam. Bahkan sebelum saya berangkat, saya membaca banyak tentang agama tersebut.”
Canlas mengaku prosesnya masuk Islam cukup panjang. Dia sering bertanya banyak tentang Islam kepada para dokter di tempatnya bekerja. Menurutnya, para dokter itu bisa membantunya memahami Islam lebih baik karena mereka lahir dan besar di Saudi. Canlas kemudian baru tahu ada sebuah madrasah di lingkungan dia bekerja. Dia memutuskan untuk ikut mendaftarkan diri di madrasah itu dan mulai mengikuti pelajarannya bersama dua temannya pada 15 Januari 2008.
“Waktu pertama masuk, saya jadi pusat perhatian. Selain karena anak baru, saya satu-satunya yang non-Muslim. Saya mendengarkan penjelasan tentang Islam, Alquran, Rasulullah dan Allah SWT,” kata Canlas.
Sejak saat itu, Canlas semakin memahami Islam dan mulai berpikir untuk menjadi bagiannya. Namun sebelum benar-benar menjadi Muslim, Canlas minta izin kepada ibunya di Filipina.
“Alhmadulillah, ibu tidak keberatan. Beliau hanya takut jika saya sudah jadi Muslim, saya akan melupakan orang tua dan saudara.”
Canlas mengatakan kepada ibunya bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menghormati orang tua, terutama ibu. Dan pada 24 Januari 2008 Canlas benar-benar mengucapkan syahadat di hadapan guru dan siswa-siswa madrasah lainnya. Canlas tak mampu mengungkapkan perasaannya saat mengucapkan kalimat syahadat.
“Yang saya tahu, setelah bersyahadat hati saya seperti terlepas dari berbagai beban yang sangat berat. Akhirnya, saya menemukan kedamaian yang saya cari selama hidup saya. Menjadi Muslim sungguh berbeda.”
Canlas patut berbahagia, karena tidak lama setelah menjadi mualaf, dia berkesempatan menunaikan umrah pada 5 Maret 2008. Canlas mengatakan umrah tersebut merupakan pengalaman yang spesial dan tak terlupakan.
“Saya berharap dan saya berdoa kepada Allah bahwa saya akan mampu meyakinkan keluarga saya untuk memeluk Islam juga. Saya ingin mereka diselamatkan dari murka Hari Kiamat,” kata wanita yang sekarang telah memiliki keluarga Muslim.(rz)