Banyak cara yang bisa dilakukan seorang Muslim untuk meluruskan pandangan yang salah tentang Islam. Jehad Dabab, seorang pemuda Muslim di Australia melakukannya dengan cara membentuk group musik hip hop yang diberi nama "The Brothahood."
"Melihat stereotipe negatif yang dilekatkan ke komunitas muslim, kadang membuat frustasi. Kami ingin menerobos semua stereotipe itu lewat musik dan lewat dialog dengan anak-anak muda dengan menggunakan bahasa yang mereka pahami," kata Jehad yang berperan sebagai vokalis di groupnya.
Komunitas Muslim sudah ada di benua Australia sejak lebih dari 200 tahun yang lampau. Saat ini, dari 20 juta total penduduk Australia, komunitas Muslimnya hanya sekitar 1,5 persen. Sejak peristiwa serangan 11 September 2001 di AS, Muslim di Australia seperti juga di negara non-Muslim lainnya menjadi sasaran kecurigaan dan diidentikkan dengan teroris.
Ketika insiden 11 September terjadi, Jehad baru berusia 12 tahun. Namun peristiwa itu mendorongnya untuk menekuni kembali agama Islam. "Dan saya menemukan hal-hal buruk yang dikatakan banyak orang tentang Islam, semuanya salah," ujar Jehad.
Polling tahun 2007 yang dilakukan lembaga think-tank Issues Deliberation Australia menunjukkan bahwa masyarakat Australia pada umumnya menganggap Islam sebagai ancaman bagi cara hidup orang-orang Australia dan sebuah laporan pemerintah yang dirilis baru-baru ini menyebutkan bahwa kaum Muslimin di Australia menghadapi sikap islamofobia dan perlakuan diskriminatif yang buruk dan tidak pernah terjadi sebelumnya.
Jika Jehad memanfaatkan musik, Nazeem menggunakan sarana komedi untuk meluruskan pandangan negatif masyarakat Australia tentang Islam. Bersama seorang rekannya, ia membentuk duo komedi Fear of a Brown Planet. Saat tampil di depan publik, Nazeem mengangkat berbagai isu seperti masalah bom bunuh diri, ras dan isu-isu sosial lainnya.
"Kita sudah banyak melihat kegilaan di seluruh dunia dalam beberapa tahun belakangan ini. Kita harus menghentikan sikap primitif itu dan harus bersikap lebih kritis. Anda tidak bisa bicara tentang rasisme dengan lugas, kecuali lewat cara komedi atau lewat cara lainnya yang lebih bisa diterima," kata Nazeem.
Nazeem optimis, ditengah kesulitan yang dihadapi komunitas Muslim di berbagai negara, selalu terbuka peluang untuk berbuat kebaikan. "Saya berharap, masa-masa yang akan datang terbentuk lewat tindakan-tindakan kita yang positif," tukasnya. (ln/iol)