Kurang lebih 17.000 Muslim dari seluruh Kanada dan AS menghadiri konvensi yang digelar organisasi "Reviving Islamic Spirit" (RIS) yang berlangsung selama tiga hari di kota Toroto, Kanada akhir pekan kemarin.
Juru bicara konvensi, Sameer Zuberi mengatakan, "Lewat konvensi ini kami ingin membantu kaum Muslimin untuk tetap teguh pada keislamannya dan pada saat yang sama tetap bisa hidup di tengah norma dan nilai-nilai yang berlaku di Kanada."
"Persoalan semacam ini sering menjadi persoalan dan pertanyaan," ujarnya.
RIS sudah berdiri sejak delapan tahun lalu, yang dibentuk paska peristiwa serangan 11 September untuk membantu menyuarakan aspirasi komunitas Muslim dalam perubahan situasi di Amerika Utara.
Dalam konvensi yang digelar sejak hari Jumat (25/12) sejumlah cendikiawan Muslim, termasuk mantan bintang pop Inggris yang sekarang dikenal dengan nama Yusuf Islam memberikan pandangan-pandangannya tentang Islam dan persoalan yang yang dihadapi komunitas Muslim di Barat sekarang ini. Panitia penyelenggara bahwa menyebut kehadiran Yusuf Islam sebagai salah satu pembicara dalam konvensi itu adalah pemunculannya yang pertama di Kanada selama kurun waktu 10 tahun terakhir.
Selain Yusuf Islam, pendiri Muslim College pertama Hamza Yusuf dan Profesor Tariq Ramadan adalah tokoh-tokoh Islam yang akan mengisi pembahasan berbagai hal mulai dari persoalam agama dan ilmu pengetahuan serta implikasi sosialnya sampai topik tentang kekerasan dalam rumah tangga. Konvensi juga dimeriahkan dengan penampilan group komedi "Allah Made Me Funny."
Muslim Kanada menyambut konvensi ini dengan antusias. Mereka sudah mengantri sejak pagi di hari pertama konvensi. Salah seorang peserta bernama Taha Agha yang bekerja di bidang periklanan mengaku pernah ikut konvensi tiga tahun yang lalu dan tahun ini ia datang bersama adiknya, Farjad yang masih tercatat sebagai mahasiswa teknik di Universitas Waterloo.
"Banyak cendikiawan yang menjadi pembicara, tapi konvensi ini ditujukan pada semua orang bukan hanya untuk level pada cendikiawan. Konvensi ini membahas tentang masalah-masalah kemanusiaan dan ini merupakan cara yang baik untuk meluangkan waktu dua hari ini dan kembali pada keyakinan kita," kata Agha. (ln/isc)