Masjid-masjid di AS tak mau ketinggalan untuk ikut menggalakkan program penghijauan dan meningkatkan kesadaran komunitas Muslim tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup.
Khalid Iqbal, deputi direktur All Dulles Area Muslim Society (ADAMS) yang berbasis di Virginia mengatakan bahwa sejatinya setiap Muslim bertanggungjawab atas kelestarian alam dan bukan hanya bergerak karena isu-isu alam dan lingkungan sedang menjadi trend dunia.
"Kesadaran akan lingkungan dan alam yang hijau adalah tanggungjawab moral setiap muslim. Oleh sebab itu, sangat penting bagi, sebagai Muslim untuk menjadi pelopor gerakan hijau ini," kata Iqbal.
ADAMS Center sudah memulainya dengan menggelar kampanye Proyek Masjid Hijau dan mengajak jamaah masjid untuk melakukan daur ulang, menanam kebih dari 300 pohon, mengurangi limbah pembuangan air dan mengganti lampu-lampu bohlam di masjid.
Di masjid-masjid lain, para imam dan da’i didorong untuk memberikan khutbah dan ceramah yang berkaitan dengan lingkungan hidup, hemar energi dan mengurangi limbah karbon. Masjid-masjid itu bekerjasama dengan berbagai institusi lain, seperti organisasi Interfaith Power and Light untuk mengkampanyekan perubahan lingkungan yang bersabahat. Di California Selatan, kelompok-kelompok seperti Islamic Environmental Group of Wisconsin, DC Green Muslim dan Green Deen melakukan penyuluhan pada komunitas Muslim dan warga masyarakat menerapkan hidup dan gaya hidup yang sehat dan berkesinambungan.
Masjid pertama di AS yang sudah menjalankan proyek hijau adalah Masjid Foundation di Bridgeview, Illinois. Masjid ini sudah menggunakan pemanas air tenaga surya sejak bulan Juli 2008 dan untuk itu, Masjid Foundation menerima Penghargaan Pahlawan Lingkungan.
"Muslim adalah khalifah yang melindungi bumi. Banyak yang sadar akan hal itu tapi tak banyak yang bisa melakukannya," kata Dr. Zaher Sahloul, ketua Council of Islamic Organizations of Greater Chicago (CIOGC) dan presiden Masjid Foundation.
Direktur Outreach for the Dar Al Hijrah Islamic Center di Virginia, Imam Johari Abdul Malik menguatkan pernyataan itu. Ia menekankan perlunya kebijakan publik untuk melakukan sebuah perubahan yang nyata."Tidak mungkin kita melakukan perubahan yang nyata hanya di level individu atau bekerjasama dengan institusi-institusi berbasis keagamaan lainnya. Kita harus membuat sebuah kebijakan publik dimana suara suara kita didengar seperti suara kelompok lainnya yang tidak berbasiskan agama, yang juga menyerukan perubahan sistem," tukas Imam Abdul Malik.
Bulan Ramadan tahun lalu, CIOGC mengkordinir tujuh masjid untuk berpartisipasi dalam kampanye Green Ramadan. Salah satu kegiatan dari kampanye ini, masjid-masjid peserta kampanye melobi perwakilan-perwakilan lokal mereka untuk membahas isu-isu lingkungan hidup. (ln/iol)